Pages

Pembahasan PBL Modul 2 Skenario lain CARDIOVASKULAR

Monday, September 10, 2012


MODUL 2
NYERI DADA

Seorang pengemudi bus  umur 60 tahun dibawa keruang gawat darurat dengan keluhan nyeri yang melewati dinding dada yang berat dan menyebar ke lengan. Sebelumnya dia merasa sehat, walaupun dia merokok 10 batang tiap hari. Pada pemeriksaan nampak dia terlihat pucat, dengan kulit dingin dan berkeringat. Nadinya lemah, dengan sekali-kali ekstrasistole (denyut ventrikuler ektopik) . Tekanan darah arterial 90/75 mmHg. Bunyi jantung normal. Pada EKG diperoleh gelombang Q besar dan elevasi segmen ST. Dia dimasukkan ke RS dengan diagnosis kerja  infark miokard karena trombosis arteri koroner. Analisa plasma memperlihatkan peningkatan enzim jantung (laktat dehidrogenase,  kreatinin fosfokinase, aspartartat aminotranferase).Dia telah diberikan oksigen dan morfin. Infus streptokinase telah disiapkan untuk melisiskan trombus koroner dan dia juga telah memulai reguler aspirin dosis rendah.

Patomekanisme nyeri dada
1.       Terjadi penyempitan arteri koroner
Seperti pada organ tubuh lainya, arteri koroner dalma tubuh juga mengalami proses penuaan.  Dimana terjdi proses  seperti penebalan lapisan intima, berkurangnya elastisitas penumpukan kalsium, dan bertambahnya diametr lapisan intima.
Pada usia 10thn arteri koroner masih dalam keadaan normal, seiring dnegan waktu makan akan terbentuk garis lemak, ditambah oleh factor resiko maka garis lemak tadi akan menjadi plak fibrus, lalu menjadi lesi kompleks maka terjadilah okulasi plak fibrus
2.       Berkurangnya suplai oksigen
Bila kebutuhan oksigen miokardiu meningkat, maka penyediaan oksigen juga harus meningkat. Untuk meningkatkan penyediaan oksigen dalam jumlah memadai, aliran pembuluh koroner harus diitngkatkan, karena ekstraksi oksigen miokardium dari darah arteri hamper maksimal, pada keadaanistirahat. Pembuluh koroner normal dapat melebar dan meningkatkan aliran darah sekitar 5-6x diatas tingkat istirahat. Namun pembuluh darah yang mengalami gangguan tidak dapat melebar, sehingga terjadi kekurangan oksigen apabila kebutuhan oksigen meningkat melebhi kapasitas pembuluh untuk meningkatkan aliran
3.       Terjadi iskemia
Iskemia adalah kekurangan oksigen yang sementara dan bersifat reversible.
4.       Terjadi infark miokard
Iskemia yang lama akan menyebabkan kematian otot atau nekrosis / infark miokard
5.       Terjadinya penekanan pada saraf
6.       Rasa nyeri


Penyebab pucat, kulit dingin, berkeringat & nadi melemah
Renjatan (syok) kardiogenik terjadi jika kerja pompa atau jantung menjadi tidak efisien sehingga curah jantung menurun dan perfusi jaringan tidak memadai. Renjatan kardiogenik yang klasik berhubungan dengan disfungsi sistolik atau ketidakmampuan jantung untuk memompa darah. Akibatnya, adalah penurunan volume sekuncup dan selanjutnya curah jantung akan berkurang. Kerja jantung dapat menjadi tidak efisien karena berbagai hal yang meliputi infark miokard (khususnya, setiap gangguan yang signifikan pada miokardium ventrikel kiri, utamanya pada pasien penyakit jantung iskemik) dan emboli paru.
Gejalanya bervariasi menurut keadaan yang menyebabkan kegagalan pemompaan. Karena pengurangan curah jantung, stimulasi sistem saraf simpatik dan penurunan perfusi perifer maka gejala yang nonspesifik meliputi kulit menjadi dingin dan basah, penurunan tekanan nadi dengan denyut nadi perifer yang lemah, perasaan mudah lelah, lemah dan hipotensi. (Oman Kathleen. S, dkk (2002). Panduan Belajar Keperawatan Emergensi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC )

Hubungan riwayat merokok dengan Trombosis
Diketahui bahwa merokok memicu timbulnya plak aterosklerosis. Plak ini memicu hipertensi dan oklusi pembuluh darah jantung termasuk arteri koronaria. Terjadilah iskemia miokard yang pada akhirnya akan menimbulkan rasa nyeri di dada melalui mekanisme yang telah dijelaskan di atas.
Sebelumnya telah diketahui bahwa trombosis merupakan istilah yang umum dipakai untuk sumbatan pembuluh darah, baik arteri maupun vena. Nikotin mengaktifkan trombosit dengan akibat timbulnya adhesi trombosit (penggumpalan) ke dinding pembuluh darah.
Kandungan rokok : rokok mengandung ribuan senyawa kimia yang bersifat toksin, karsinogenik, dan terotogenik. Senyawa-senyawa kimia yang terkandung di rokok antara lain nikotin, tar, caffeine, dietil eter, polifenol, naftalena, dan senyawa berbahaya lainnya. Senyawa-senyawa kimia dalam rokok menurunkan HDL dalam tubuh sehingga timbul plak aterosklerosis, misalnya di arteri koronaria. Plak ini mudah mencetuskan trombosis yang membentuk trombus sehingga terjadi iskemik miokard yang menimbulkan nyeri dada.

Enzim Jantung
            Sejumlah enzim dan protein lain deibebaskan ke dalam sirkulasi oleh sel miokardium yang sekarat. Pengukuran kadar sebagian molekul ini dalam serum bermanfaat untuk diagnosis MI.
-          Kreatinin kinase (CK) meriakan suatu enzim yang konsentrasi di otak, miokardium, dan otot rangka. Enzim tersebut terdiri atas dia dimer yang dinamai “M” dan “B”. CK-MB terutama di miokardium, walaupun bentuk ini juga terdapat di otot ranga dalam jumlah bervariasi. Aktivitas CK total mulai meningkat dalam 2-4 jam setelah onset MI, memuncak pada 24 jam, dan kembali normal dalam waktu sekita 72 jam. Wlaupun aktivitas CK total merupakan salah satu determinan paling sensitif untuk nekrosis mmiokardium akutm, pemeriksaan ini tidak spesifik, karena CK juga meningkat pada penyakit lain, seperti cdera otot rangka. Spesifisitas untuk mendeteksi MI ditingkatkan dengan mengukur fraksi CK-MB. CK-MB meningkat dalam 2-4 jam , memuncak pada 18 jam dan biasanya menghilan dalam 48 jam.
-          Troponin adalah sekelompik protein yang ditemukan pada otot rangka dan jantung manusia. Protein ini mengandalikan kontraksi otot yang diperantarai oleh kalsium. Pada otot rangka dan miokardium terdapat beragam bentuk iso dari protein ini. Troponin tetap meninggi selama 4-7 hari setelah proses akut, sehingga kita dapat mendiagnosis MI lama setelah kadar CK-MB kembali ke normal. Kadar troponin I dan troponin T juga terbukti memiliki nilai prognostik pada pasien dengan angina tak-stabil, yang peningkatan kadar kadarnya berkorelasi dengan timbulnya MI akut dikemudian hari
-          Laktat dehidrogenase (LD) adalah enzim miokardium lain yang dahulu digunakan secara luas untuk mengevaluasi kasus yang dicurigai MI.

Elevasi Segmen ST
Pada EKG 12 lead, jaringan iskemik tetapi masih berfungsi akan menmghasilkan perubahan gelombang T, menyebabkan inervasi saat aliran listrik diarahkan  menjauh dari jaringan iskemik, lebih serius lagi, jaringan iskemik akan mengubah segmen ST menyebabkan depresi ST.
Pada infark, miokard yang mati tidak  mengkonduksi listrik dan gagal untuk repolarisasi secara normal, mengakibatkan elevasi segmen ST. Saat nekrosis terbentuk, dengan penyembuhan cincin iskemik disekitar area nekrotik, gelombang Q terbentuk. Area nekrotik adalah jaringan parut yang tak aktif secara elektrikal, tetapi zona nekrotik akan menggambarkan perubahan gelombang T saat iskemik terjasi lagi. Pada awal infark miokard, elevasi ST disertai dengan gelombang T tinggi. Selama berjam-jam atau berhari-hari berikutnya, gelombang T membalik. Sesuai dengan umur infark miokard, gelombang Q menetap dan segmen ST kembali normal.

Differential Diagnosis

Infark Miokard
Perikarditis
Etiologi

Infeksi
Insidence
laki-laki > perempuan, >40 tahun

Sign & symptom


Sifat nyeri
menjalar

Ekstrasistole
+

Riwayat penyakit

demam
Risk factor
merokok

Pemeriksaan penunjang


Radiologi


Darah rutin

leukosit meningkat
Enzim jantung
meningkat

EKG
Gelombang Q besar, elevasi segmen ST

Riwayat pengobatan
Morfin dan aspirin


PENATALAKSANAAN
- Tindakan Pra Rumah Sakit
            Pengobatan dapat dimulai segera setelah diagnosis kerja ditegakkan (sakit dada khas dan EKG) oleh karena kematian akibat infark miokard akut terjadi pada jam-jam pertama. Penderita dapat diberikan obat penghilang rasa sakit dan penenang. Biasanya bila sakit hebat diberikan morfin 2,5-5 mg atau petidin 25-50 mg secara intravena perlahan-lahan. Hati-hati penggunaan morfin pada infark miokard inferior karena dapat menimbulkan bradikardia dan hipotensi. Sebagai penenang dapat diberikan Diazepam 5-10 mg.

-    Tindakan Perawatan Intensif di Rumah Sakit

Segera dibuat rekaman EKG lengkap dan pemasangan infuse dekstrose 5 % dan NaCl 0,9 % bila belum dilakukan. Oksigen diberikan 2-4 liter per menit. Darah diambil untuk pemeriksaan darah rutin, gula darah, BUN, creatinin, CK, CKMB, SGPT, LDH, dan elektrolit, terutama K+ serum. Pemeriksaan pembekuan diperlukan bila akan diberikan trombolisis atau antikoagulan. Foto rontgen toraks dibuat sebagai bantuan untuk melihat penyakit atau kelainan lain.
Angina diatasi dengan nitrat sublingual atau transdermal, sedangkan nitrat intravena diberikan bila sakit iskemik berulang atau berkepanjangan.
Bila masih ada rasa sakit diberikan morfin sulfat intravena 2,5 mg dan dapat diulangi setiap 5-30 menit, atau petidine HCl 25-50 mg intravena, dapat diulangi setiap 5-30 menit sampai rasa sakit hilang.
Rasa takut dan gelisah yang dapat menaikkan denyut nadi, diatasi dengan diazepam 5 mg per oral atau intravena.
Pemantauan irama jantung dilakukan sampai kondisi stabil. Rekaman EKG diulangi setiap hari selama 72 jam pertama infark akut. Selama 8 jam penderita dipuasakan dan selanjutnya diberi makanan cair atau lunak dalam 24 jam pertama lalu dilanjutkan dengan makanan lunak.

Diet and Aktivitas
     Cardiac low fat diet
     Cardiac phase II rehabilitation
PROGNOSIS
     Tergantung adanya infark, komplikasi, dan residual iskemik
     Prognosis baik pada infark miokard inferior non komplikasi

PREVENTION
     Penghentian rokok
     Low-fat diet
     Aerobic exercise
     Kontrol diabetes dan hipertensi

1 comment:

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS