SKENARIO 2
Seorang wanita 60 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan ada benjolan di payudara kiri atas. Benjolan dengan diameter 3 cm,
tidak nyeri, batas jelas, dan dapat digerakkan
KATA KUNCI
Wanita
60 tahun
Benjolan
payudara kiri atas
Diameter
3 cm
Tidak
nyeri
Berbatas
jelas
Dapat
digerakkan
PERTANYAAN
1.
Sebutkan Anatomi dan Histologi payudara!
2.
Bagaimana Fisiologi normal pembelahan sel!
3.
Bagaimana
Patofisiologi pembentukan sel kanker!
4.
Apa
perbedaan tumor jinak dan tumor ganas?
5.
Faktor-faktor
apakah yang menyebabkan terjadinya tumor?
6.
Apa
Differential diagnosis berdasarkan scenario di atas?
7.
Anamnesis
tambahan!
8.
Pencegahan!
9.
Payudara
(mammae) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di
atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi
bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih
200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram.
Pada
wanita, letak normal payudara bagian atas dari iga kedua atau ketiga sampai
bagian bawah di iga keenam atau ketujuh. Payudara bagian tengah dibatasi
sternum dan di lateral dibatasi linea aksilaris anterior, sampai bisa sejauh
batas anterior muskulus latisimus dorsi. Sebagian besar jaringan kelenjar
payudara berada pada daerah kuadran lateral atas.Biasanya, sering dijumpai
perbedaan besar ukuran payudara, namun secara klinik tidak bermakna.Faktor
terpenting yang mengatur variasi dalam; besar, bentuk dan kepadatan payudara
adalah kegemukan.Payudara yang mempunyai kepadatan besar sangat sulit untuk
pemeriksaan klinik.1
Payudara tersusun atas sejumlah lemak, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe. Kelenjar payudara berada di antara lapisan superfisial dan profundal dari fascia superfisialis, serta ditutupi oleh lapisan dalam fascia superfialis, dimana dari lapisan superfisial fascia superfisialis, terdapat ligamen cooper yang turun ke jaringan kelenjar payudara. Pada kasus kanker, adanya ligamen ini memberikan tanda fisik berupa kulit yang mengkerut.Pendarahan payudara berasal dari percabangan arteri mammaria interna yang menembus sela iga kesatu, kedua, ketiga dan keempat. Selain itu, pendarahan juga berasal dari percabangan arteria aksila, arteria thoraksis superior, percabangan pektoral dari arteria thorakoakromial dan arteria thoraksis lateral.Persarafan berasal dari pleksus servikalis cabang ketiga dan keempat, nervus interkostal thoraksis, dan nervus thoraksis.Sebagian besar aliran limfatik payudara berasal dari pleksus limfatikus sekitar duktus dan lobulus, dan sebagian besar aliran limfe payudara menuju ke aksila
Payudara tersusun atas sejumlah lemak, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe. Kelenjar payudara berada di antara lapisan superfisial dan profundal dari fascia superfisialis, serta ditutupi oleh lapisan dalam fascia superfialis, dimana dari lapisan superfisial fascia superfisialis, terdapat ligamen cooper yang turun ke jaringan kelenjar payudara. Pada kasus kanker, adanya ligamen ini memberikan tanda fisik berupa kulit yang mengkerut.Pendarahan payudara berasal dari percabangan arteri mammaria interna yang menembus sela iga kesatu, kedua, ketiga dan keempat. Selain itu, pendarahan juga berasal dari percabangan arteria aksila, arteria thoraksis superior, percabangan pektoral dari arteria thorakoakromial dan arteria thoraksis lateral.Persarafan berasal dari pleksus servikalis cabang ketiga dan keempat, nervus interkostal thoraksis, dan nervus thoraksis.Sebagian besar aliran limfatik payudara berasal dari pleksus limfatikus sekitar duktus dan lobulus, dan sebagian besar aliran limfe payudara menuju ke aksila
.
Jaringan
subkutan puting payudara berisi kumpulan otot polos dengan susunan tidak
teratur.Areola dan puting ditutupi oleh kulit berpigmen yang merupakan epitel
skuamosa berlapis berkeratin.Kulit berpigmen ini mengandung kelenjar
sebaseus.Limabelas sampai duapuluh duktus kolektivus menuju ke kulit puting
melewati jalan terpisah. Payudara tersusun atas 15–20 segmen radial
mengelilingi puting, setiap segmen dipisah oleh septum jaringan fibrosa dan
terdiri dari 10–100 lobulus. Setiap lobulus berisi banyak asinus dan duktus
terminal (Gambar 1).1
Pada
payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :
Ø
Korpus
(badan), yaitu bagian yang membesar.
Ø
Areola,
yaitu bagian yang kehitaman di tengah.
Ø
Papilla
atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara
Ø Korpus
Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah.
Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus. Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara.
Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah.
Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus. Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara.
ASI dsalurkan dari alveolus ke
dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa duktulus bergabung membentuk
saluran yang lebih besar (duktus laktiferus).
Ø Areola
Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar, akhirnya memusat ke dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran terdapat otot polos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar.
Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar, akhirnya memusat ke dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran terdapat otot polos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar.
Ø Papilla
Bentuk
puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar, panjang dan
terbenam (inverted).
Payudara
merupakan organ yang unik karena tidak sepenuhnya terbentuk saat lahir,
dipengaruhi perubahan siklus selama masa reproduksi dan mulai tumbuh lama
sebelum menopause.Payudara di masa prepubertas pada laki-laki dan wanita
terdiri dari sistem duktus besar yang berakhir dalam duktus terminal dengan
pembentukan lobulus yang minimal.Pada wanita saat mulai menarche, duktus
terminal mengalami penambahan jumlah lobulus dan volume stroma
interlobuler.Oleh karena sedikitnya jaringan lemak maka payudara tampak
radiodens.Seperti endometrium yang tumbuh dan regresi di setiap siklus
menstruasi, maka payudara juga mengalami hal serupa.Pada pertengahan siklus
menstruasi atau fase folikuler, lobulus relatif tidak berkembang. Sesudah
ovulasi, di bawah pengaruh hormon estrogen dan peningkatan kadar progesteron,
terjadi peningkatan proliferasi sel pada jumlah asinus per lobulus dan tampak vakuolisasi
pada sel epitel. Stroma interlobuler menjadi edematus yang amat nyata.Efek
rangsangan hormon estrogen dan progesteron pada payudara sering menimbulkan
sensasi penuh selama fase siklus premenstrual. Bilamana terjadi menstruasi,
maka kadar estrogen dan progesteron menurun diikuti apoptosis sel epitel,
menghilangnya edema stroma dan secara keseluruhan ukuran dan lobulus mengalami
regresi.
Payudara
mengalami maturasi morfologik dan aktivitas fungsional lengkap hanya pada saat
kehamilan.Lobulus meningkat dalam jumlah dan ukurannya dan dipisahkan oleh
sedikit stroma.Sejumlah kelenjar kulit di areola (tuberkel Montgomery)
menjadi prominen dan berfungsi sebagai lubrikasi puting. Pada
kehamilan trimester ketiga, vakuol sekresi dari material lipid ditemukan dalam
sel epitel unit lobular duktus terminal, tetapi produksi air susu dihambat oleh
tingginya kadar progesteron. Segera setelah lahir, payudara memproduksi
kolustrum mengganti air susu dalam waktu 10 hari pertama sewaktu progesteron
turun. Sesudah penghentian menyusui, lobulus akan regresi dan atrofi, serta
total ukuran payudara berkurang dengan nyata.
2.
FISIOLOGI NORMAL PEMBELAHAN SEL
A. Siklus Sel
Siklus sel merupakan interval pembelahan
sel yang satu dan yang lain. Pada siklus sel ini, informasi genetik
diduplikasikan, dan kromosom yang diduplikasi akan dipastikan tidak ada
kesalahan untuk didistribusikan pada sel anakan. Akurasi replikasi DNA
dikoreksi agar setiap sel anakan memperoleh informasi yang sama seperti yang
ada pada sel induk.
Siklus sel terdiri dari beberapa fase,
yaitu G1, S, G2 dan M. Gap 1 (G1) adalah fase postmitosis dimana sintesis DNA
berhenti dimana sintesis RNA dan protein serta terjadi pertumbuhan sel. Selama
fase S, sintesis DNA terjadi dan dilakukan koreksi pada DNA yang terbentuk. Gap
2 (G2) adalah fase premitosis yang mirip dengan fase G1, yaitu sintesis DNA
berhenti dan sintesis RNA serta protein berlanjut. Fase M adalah fase
pembelahan sel. Sel yang tidak sedang mengalami pembelahan akan masuk ke fase
istirahat atau G0. Sel ini akan kembali membelah bila diperlukan regenerasi
dari sel yang rusak.
B. Proliferasi Sel
Proliferasi
sel adalah proses dimana sel dibagi dan direproduksi. Pada sel normal, jumlah
sel yang direproduksi diatur agar sesuai dengan jumlah sel yang mati. Pada
manusia, ada dua kategori utama sel. Sel gamet dan sel somatik. Sel gamet
(sperma danovum0 bersifat haploid meiliki hanya satu set kromosom dari satu
induk dan didesain khusus untuk fungsi seksual. Setelah bergabung, terbentuk
sel diploid yang memiliki dua set kromosom hasil penggabungan. Sel ini disebut
sel somatik.
C. Diferensiasi Sel
Diferensiasi
sel adalah proses dimana sel ditransformasikan menjadi jenis berbeda dan lebih terspesialisasi.
Proses ini menghasilkan sel yang telah berdiferensiasi sepenuhnya, disebut sel
dewasa, yang telah memiliki susunan struktural, fungsional, dan ekspektasi masa
hidup.
Proses
diferensiasi diatur oleh kombinasi proses internal yang meliputi ekspresi gen
dan stimulasi eksternal yang disediakan oleh sel tetangga, paparan substansi
pada sirkulasi maternal, dan variasi faktor petumbuhan, nutrien, oksigen, dan
ion.
Proses
diferensiasi berlangsung berjenjang, dimana pada setiap tahap progresif
peningkatan spesialisasi sel ditukarkan dengan hilangnya kemampuan memperbanyak
diri. Ada tiga macam sel yang
dihasilkan, yaitu sel yang telah berdiferensiasi baik, sel progenitor yang
dapat membelah menjadi sel yang baru, dan stem sel yang merupakan sel yang
paling tidak terspesialisasi dan dapat berubah menjadi sel progenitor.
Gen yang
mengontrol reproduksi dan pertumbuhan sel
Pertumbuhan
dan reproduksi sel yang normal dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :
a.
Proto-oncogene
gen
selular yang berfungsi untuk mendorong dan meningkatkan pertumbuhan normal dan
pembelahan sel.
b.
Tumor suppresor gene
Protein2
yang berfungsi menghambat proliferasi sel. Bekerja memastikan pembelahan sel
berlangsung baik, utamanya DNA.
c.
Apoptosis gene
Mengaktifkan
gen protease yang merusak protein dalam sel yang tidak lagi dibutuhkan oleh
tubuh sehingga sel yang rusak ini kemudian difagositosis oleh makrofag di
sekitarnya.
3.
PATOMEKANISME TERJADINYA SEL KANKER/NEOPLASMA
Neoplasma
dapat terjadi apabila sel normal mengalami mutasi pada perkembangannya. Jinak dan ganasnya sifat neoplasma itu
bergantung pada beratnya mutasi yang terjadi. Neoplasma jinak dapat terjadi
apabila terjadi mutasi pada proto onkogen, namun gen supresor tumor dan gen
yang mengkode apoptosis masih berfungsi dengan baik.
Suatu keganasan terjadi apabila
mutasi yang terjadi cukup berat sehingga mengakibatkan kerusakan pada ketiga
gen yang mempengaruhi pertumbuhan dan reproduksi sel, yaitu proto-onkogen yang
berubah menjadi onkogen, gen supresor tumor yang diaktifkan, dan perubahan pada
gen yang mengkode apoptosis.
4.
PERBEDAAN TUMOR JINAK DAN TUMOR GANAS
Tumor
jinak dan tumor ganas memiliki karkateristik yang berbeda sehingga dapat
dibedakan satu sama lainnya.
5.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA TUMOR DAN KANKER
Ø
Etiologi Tumor
·
Kelainan
congenital
Kelainan
kongenital adalah kelainan yang dibawa sejak lahir, benjolannya dapat berupa
benjolan yang timbul sejak lahir atau timbul pada usia kanak-kanak bahkan
terkadang muncul setelah usia dewasa. Pada kelainan ini ,benjolan yang paling
sering terletak di leher samping bagian kiri atau kanan di sebelah atas , dan
juga di tengah-tengah di bawah dagu. Ukuran benjolan bisa kecil beberapa cm
tetapi bisa juga besar seperti bola tenis. Kelainan kongenital yang sering
terjadi di daerah leher antara lain adalah hygroma colli, kista branchial ,
kista ductus thyroglosus.
·
Genetic
·
Gender
/ jenis kelamin
·
Usia
·
Rangsangan
fisik berulang
Gesekan
atau benturan pada salah satu bagian tubuh yang berulang dalam
waktu
yang lama merupakan rangsangan yang dapat mengakibatkan terjadinya kanker pada
bagian tubuh tersebut, karena luka atau cedera pada tempat tersebut tidak sempat
sembuh dengan sempurna.
·
Hormon
Hormon
adalah zat yang dihasilkan kelenjar tubuh yang fungsinya adalah mengatur
kegiatan alat-alat tubuh dan selaput tertentu. Pada beberapa penelitian
diketahui bahwa pemberian hormon tertentu secara berlebihan dapat menyebabkan
peningkatan terjadinya beberapa jenis kanker seperti payudara, rahim, indung
telur dan prostat (kelenjar kelamin pria).
·
Infeksi
·
Gaya
hidup
·
Karsinogenik
(bahan kimia, virus, radiasi)
Zat
yang terdapat pada asap rokok dapat menyebabkan kanker paru pada perokok dan
perokok pasif (orang bukan perokok yang tidak sengaja menghirup asap rokok
orang lain) dalam jangka waktu yang lama.Bahan kimia untuk industri serta asap
yang mengandung senyawa karbon dapat meningkatkan kemungkinan seorang pekerja
industri menderita kanker.
Beberapa virus berhubungan erat dengan perubahan sel normal menjadi sel kanker. Jenis virus ini disebut virus penyebab kanker atau virus onkogenik.
Sinar ultra-violet yang berasal dari matahari dapat menimbulkan kanker kulit. Sinar radio aktif sinar X yang berlebihan atau sinar radiasi dapat menimbulkan kanker kulit dan leukemia.
Beberapa virus berhubungan erat dengan perubahan sel normal menjadi sel kanker. Jenis virus ini disebut virus penyebab kanker atau virus onkogenik.
Sinar ultra-violet yang berasal dari matahari dapat menimbulkan kanker kulit. Sinar radio aktif sinar X yang berlebihan atau sinar radiasi dapat menimbulkan kanker kulit dan leukemia.
Ø Etiologi
Kanker
Kategori agens atau factor-faktor tertentu telah
memberikan implikasi dalam proses karsinogenik.Beberapa agen/faktor-faktor yang
dapat meningkatkan tingkat mutasi, dan kerananya kemungkinanpenyebab kanker,
adalah seperti berikut:
·
Genetik
& predisposisi herediter
Genetik
mungkin mempengaruhi kemungkinan seseorang mengembangkan linkungan gen
yangdisebabkan kanker. Hal ini dijelaskan oleh oncogenis theory of cancer etiology yang
menerangkanbahwa gen kanker yang hadir biasanya dalam mengendalikan pertumbuhan
tubuh dan perbaikantetapi ketika diaktifkan oleh factor
lingkungan atau factor keturunan, kedua factor tersebut dapatmenyebabkan kanker. Onkogen adalah gen abnormal
dan versi mutan dari proto-onkogen (gennormal) yang dapat mengakibatkan kanker
ketika substitusi basa DNA tunggal terjadi.Bila terjadinya banyak kasus
kanker di dalam keluarga, hal itu terjadi kerana adanya kemungkinanatau ahli keluarga terdedah kepada bahan toksik
yang bersifat karsinogen seperti asap rokok. Kankerini dapat disebabkan oleh
mutasi gen yang diwariskan. (Ini disebut keluarga sindrom kanker) Hal-haltertentu
membuatnya lebih mungkin bahwa gen abnormal menyebabkan kanker dalam keluarga,seperti:
Banyak kasus kanker yang jarang
terjadi (seperti kanker ginjal), Kanker
terjadi pada usia lebih muda
dari biasanya (kanker usus pada usia 20 tahun), lebih dari satu jenis kanker di satu
orang (seperti wanita
dengan kedua payudara dan kanker ovarium). Kanker terjadi pada organ pasangan (kedua mata, kedua
ginjal, kedua payudara)
·
Merokok /
Tembakau
·
Diet &
aktivitas fisik
Orang yang
mengkonsumsi makanan yang rendah vitamin A lebih sering untuk menderita kankerparu-paru.
Berat badan berlebihan
dapat meningkatkan risiko kanker dalam banyak cara. Kelebihan berat badan menyebabkan tubuh
untuk memproduksi lebih banyak hormon estrogen dan insulin, yangdapat merangsang pertumbuhan sel kanker.
14% sampai 20% dari semua kematian
terkait kankeradalah disebabkan kelebihan berat badan. Obesitas jelas dikaitkan dengan peningkatan risiko
kankertermasuk kanker payudara, usus besar,
endometrium (rahim), kerongkongan dan
ginjal. Obesitasjuga telah
dihubungkan dengan peningkatan risiko
kanker pancreas, kandung empedu, tiroid,ovarium dan serviks, serta multiple myeloma, Hodgekin
limfoma dan kanker prostat agresif.Daging olahan seperti sosis, bologna, bacon, dan daging deli, dan
daging merah seperti daging sapi,babi, dan domba
dapat meningkatkan risiko kanker usus besar dan prostat.Orang yang sering minum
minuman beralkohol juga berisiko
menderita kankerPenggunaanalkohol
telah dihubungkan dengan
peningkatan risiko beberapa jenis kanker termasuk kanker;mulut, tenggorokan (faring), kotak suara
(laring), kerongkongan, hati, payudara (pada wanita), usus besar dan rektum. Untuk masing-masing kanker, meningkatkan risiko
dengan jumlah alcohol yang
dikonsumsi.
·
Ionisasi
radiasi & sinar UV
Ini termasuk
sinar-x, sinar gamma dan partikel dari peluruhan unsur radioaktif. Unsur
itumembentuk formasi ion yang merusak dalam sel yang dapat merusak untaian DNA. Radiasi dapat meningkatkan frekuensi terjadinya
kanker leukemia.
Cahaya ultraviolet, meskipun tidak membentuk
formasi ion yang merusak,tetapi dapat juga merusak
gen. Penipisan lapisan ozon menyebabkan keprihatinan karena, lebih banyak cahaya ultravioletmenembus ke
permukaan bumi dan dapat menyebabkan
peningkatan kasus kankerkulit. Orang berkulit cerah lebih rentan terhadap leukemia dan orang yang lebih
sering memakai sepatuterbuka lebih meningkatkan risiko untuk menderita melanoma acral. Faktor risiko untuk non-melanoma dan kanker kulit
melanoma
·
Lingkungan
Industrif
Hal ini
penting karena pekerja industry pewarna aniline cenderung untuk menderita
kanker kandungkermih dan pekerja pabrik pemurnian nikel berada pada risiko
besar terkena kanker sinus hidung.
·
Bahan kimia & obat – obatan
Banyak bahan
kimia telah terbukti karsinogenik. Sekitar 25% dari semua kematian akibat
kanker dinegara-negara maju adalah karena karsinogen dalam tar asap tembakau.
Pewarna tertentu, seperti kelompok yang dikenal sebagai pewarna anilin, juga
merupakan bahan karsinogen yang umum. Semua b ahan kimia karsinogen
dapat merusak molekul
DNA.
·
Infeksi virus
& parasit
Beberapa
kanker yang terdapat pada hewan, termasuk manusia diketahui disebabkan oleh
virus.Burkitt limfoma, kanker yang paling umum pada anak-anak di bagian-bagian
tertentu dari Afrika,disebabkan oleh virus. Virus dapat menyebabkan leukemia
(kanker sel darah putih) seperti
·
Hormon
Salah satu penyebab paling umum dari
kanker payudara dan kanker endometrium rahim padawanita adalah peningkatan kadar estrogen, dan peningkatan kadar
dihidro-testosterone (metabolittestosterone) pada laki-laki dapat mengakibatkan
kanker prostat
6.
DIFFERENTIAL
DIAGNOSIS
A.
TUMOR PHYLLODES
Definisi
Tumor Phyllodes merupakan tipe tumor
payudara yang sangat jarang terjadi. Tumor ini dapat bersifat jinak (harmless),
namun juga bisa ganas (cancerous). Tipe tumor ini disebut “sarcoma” karena
lebih sering muncul pada jaringan konektif (stroma) dibandingkan jaringan epilithial
(saluran dan kantong susu) payudara. Nama phyllodes diambil dari bahasa Yunani
“phullon” yang berarti daun karena pola pertumbuhannnya yang berbentuk seperti
daun.
Nama lain tumor phyllodes antara
lain: phylloides tumor, PT, cystosarcoma phyllodes, cystosarcoma phylloides
kadang juga disebut “giant fibroadenomas”
Epidemiologi
Umumnya
mengenai wanita yang telah masuk pre-menopause (hampir menopause).
Tanda
dan gejala
Tumor phyllodes akan dirasakan
sebagai satu benjolan yang kenyal dengan sisi permukaan halus di dalam jaringan
payudara. Kulit payudara diatas tumor dapat berwarna kemerahan dan terasa
hangat saat menyentuhnya. Tipe tumor ini dapat tumbuh dengan sangat cepat.
Benjolan dapat tumbuh besar bahkan hanya dalam waktu 2 minggu.
Prognosis
Tingkat kesembuhan penderita tumor
Phyllodes setelah operasi pengangkatan sangat bagus. Tetapi jika berusia 45
tahun atau lebih ada kemungkinan tumor muncul kembali, meskipun sangat kecil.
Untuk pasien yang terdiagnosis dengan tumor ganas, tingkat kesembuhannya sangat
bervariasi.
Penatalaksanaan
·
Pemeriksaan Mammogram
·
Pemeriksaan USG Payudara
·
Pencitraan MRI
·
Penggangkatan Tumor Phyllodes
Pengobatan
Operasi pengangkatan tumor merupakan
penangangan standar. Tumor tipe ini tidak merespon terapi radiasi, kemoterapi,
ataupun hormonal dengan baik. Jika tumor secara relatif kecil dan jinak,
biasanya akan diangkat dengan operasi lumpectomy. Tumor yang besar dan
ganas akan diangkat dengan operasi mastectomy untuk menghilangkan
sebanyak mungkin jaringan yang terkena.
B.
ADENOSIS SKLEROSIS
Nama lain: hiperplasi duktus, papillomatosis duktus,
sclerosing adenosis, adenomatosis. Kelainan utama yang tampak ialah dominasi
daripada hiperplasi epitel, tetapi dapat juga ditemukan fibrosis dan kelainan
kistik. Kelainan ini sering ditemukan pada usia 35 - 45 tahun. Makroskopik
tampak suatu daerah yang konsistensinya keras, tidak berbatas jelas, pada
penampang dapat ditemukan kista-kista.Gambaran tumor dengan konsistensi keras
ini harus dibedakan dengan karsinoma.
Pada penampang karsinoma payudara dapat ditemukan chalk streaks, yaitu daerah
keputih-putihan yang terjadi karena nekrosis sel-sel.
Chalk streaks tidak ditemukan pada adenosis. Gambaran
mikroskopik menunjukkan:
Hiperplasi intraduktus, papilomatosis intraduktus, reduplikasi
dan proliferasi kelenjar, pertambahan stroma.
Jaringan ikat dapat menekan duktus sehingga lumennya
menghilang dan yang tampak hanya gencel-gencel epitel di antara stroma yang
padat, dinamai sclerosing adenosis.
Gambaran ini menyerupai infiltrasi sel karsinoma. Gambaran serupa,
sehingga sukar dibedakan antara hiperplasi epitel duktus dan karsinoma duktus,
menyebabkan adanya pendapat bahwa jenis mammary dysplasia golongan ini
mempunyai incidence yang lebih tinggi ke arah perubahan menjadi ganas.
Kepentingan klinik mammary dysplasia. Berbagai gambaran
patologik pada mammary dysplasia secara klinik penting karena 2 hal, yaitu:
kelainan ini mengakibatkan tonjolan yang harus dibedakan
dengan karsinoma.
predisposisi untuk terjadinya karsinoma.
Adenosis sklerosa ditandai dengan fibrosis intralobuler dan proliferasi saluran epitelial
kecil dan sel myoepitel. Lesi tersebut dapat disangka karsinoma invasif, tetapi
kecenderungannya untuk mempertahankan posisi sel epitel dan sel myoepitel yang
saling berhadapan dan pola pertumbuhan lobulernya merupakan kunci untuk
mengenali sifat jinaknya.
Penyakit
fibrokistik Payudara
Ada sejumlah perubahan jaringan payudara yang berhubungan
dengan penyakit fibrokistik. Yang termasuk didalamnya adalah pembentukan kista,
proliferasi duktus epitalia, papilomatosis difusa, dan adenosis duktus dengan
pembentukan jaringan fibrosa. Secara klinis, perubahan-perubahan ini dapat
menimbulkan nodula yang teraba, massa, dan keluarnya cairan dari puting.
Penyakit fibrokistik payudara terjadi pada masa dewasa; penyebab kemungkinan
besar berhubungan dengan kelebihan estrogen dan defisiensi progesteron selama
fase luteal siklus menstruasi. Sekitar 50% perempuan mengalami penyakit
fibrokistik payudara. Keadaan ini biasanya terjadi bilateral.
Sekitar 30% perempuan dengan penyakit fibrokistik yang
terbukti dengan biopsi, mengalami hiperplasia proliferatif; hal ini penting
karena jenis perubahan ini berkaitan dengan
peningkatan resiko berkembangnya karsinoma di masa yang akan datang.
Untuk pasien dengan hiperplasia epitelial
sederhana (sekitar 25% dari semua kasus penyakit fibrokistik) resiko
berkembangnya karsinoma selanjutnya adalah dua kali lebih besar. Pada kasus
lain, terdapat beberapa abnormalitas dalam sitologi sel dan arsitekturnya,
namun tidak semua gambaran karsinoma in situ menggunakan istilah atipikal hirperplasia. Pada perempuan
dengan atipikal hiperplasia (sekitar 5% dari kasus), resiko berkembangnya
karsinoma selanjutnya adalah lima kali lebih besar.
Gejala-gejalanya berupa pembengkakan dan nyeri tekan pada
payudara menjelang periode menstruasi. Tanda-tandanya adalah teraba massa yang
bergerak bebas pada payudara, terasa granularitas pada jaringan payudara, dan
kadang-kadang keluar cairan yang tidak berdarah dari puting. Banyak perempuan
tidak mengeluhkan gejala dan baru mencari pemeriksaan kesehatan setelah meraba
adanya massa.
Penanganannya adalah meredekan gejala nyeri tekan
payudara dengan analgetik ringan dan pemanasan lokal. Perbaikan dapat dicapai
dengan menghindari kopi, teh, cola, dan coklat (mengandung metilxantin); keju,
minuman anggur, kacang-kacangan, jamur, dan pisang (mangandung tiramin); dan
tembakau (mengandung nikotin). Kira-kira 30% perempuan dengan penyakit
fibrokistik yang terbukti dengan biopsi mengalami hiperplasia proliferatif,
yang meningkatkan resiko kanker payudara hingga tiga kali resiko pada umumnya.
Masalah utama bagi ahli kesehatan adalah membedakan massa yang disebabkan
penyakit fibrokistik keganasan.
Hubungan
Kelainan Fibrokistik dengan Karsinoma Payudara
Hubungan perubahan fibrokistik dengan karsinoma payudara
merupakan suatu masalah medis yang kontroversial. Di buku ini hanya dapat
diajukan beberapa pernyataan ringkasan yang cukup memiliki dasar. Secara
klinis, meskipus beberapa gambaran tertentu pada perubahan fibrokistik
cenderung membedakannya dengan kanker, satu-satunya cara pasti untuk membuat
pembedaan ini adalah denan biopsi dan pemeriksaan histologik. Dalam kaitannya
dengan hubungan berbagai pola perubahan fibrokistik dengan kanker, pernyataan
berikut saat ini merupakan opini yang paling memiliki dasar.
Tidak
ada atau sangat sedikit peningkatan risiko karsinoma payudara;
fibrosis, perubahan kistik (mikro atau makroskopik), metaplasia apokrin,
hiperplasia ringan.
Sedikit
peningkatan risiko (1,5 hingga 2 kali): hiperplasia sedang sampai subur,
papilomatosis duktus, adenosis sklerotikans, fibroadenoma, terutama jika
berkaiitan dengan perubahan fibrokistik, penyakit payudara proliferatif, atau
riwayat kanker payudara dala keluarga.
Peningkatan
risiko yang bermakna (5 kali): hiperplasia atipikal, duktulus atau lobulus.
Lesi proliferatif mungkin multifokal, dan risiko
karsinoma berikutnya berlaku untuk kedua payudara.
Riwayat
kanker payudaa dalam keluarga dapat meningkatkan risiko pada semua kategori
(misal, menjadi sekitar sepuluh kali lipat pada hiperplasia atipikal).
C.
FIBROADENOMA MAMMAE
DEFINISI
Fibroadenoma mammae adalah tumor
jinak yang sering terjadi di
payudara. Benjolan tersebut berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim) dan
jaringan glanduler (epitel) yang berada di payudara, sehingga tumor ini disebut
sebagai tumor campur (mix tumor), tumor tersebut dapat berbentuk bulat atau
oval, bertekstur kenyal atau padat, dan biasanya nyeri. Fibroadenoma ini dapat
kita gerakkan dengan mudah karena pada tumor ini terbentuk kapsul sehingga
dapat mobil, sehingga sering disebut sebagai ”breast mouse”.
payudara. Benjolan tersebut berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim) dan
jaringan glanduler (epitel) yang berada di payudara, sehingga tumor ini disebut
sebagai tumor campur (mix tumor), tumor tersebut dapat berbentuk bulat atau
oval, bertekstur kenyal atau padat, dan biasanya nyeri. Fibroadenoma ini dapat
kita gerakkan dengan mudah karena pada tumor ini terbentuk kapsul sehingga
dapat mobil, sehingga sering disebut sebagai ”breast mouse”.
ETIOLOGI
DAN EPIDEMIOLOGI
Penelitian saat ini belum dapat
mengungkap secara pasti apa penyebab
sesungguhnya dari fibroadenoma mammae, namun diketahui bahwa pengaruh
hormonal sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dari fibroadenoma
mammae, hal ini diketahui karena ukuran fibroadenoma dapat berubah pada
siklus menstruasi atau pada saat kehamilan. Perlu diingat bahwa tumor ini
adalah tumor jinak, dan fibroadenoma ini sangat jarang atau bahkan sama sekali
tidak dapat menjadi kanker atau tumor ganas.
sesungguhnya dari fibroadenoma mammae, namun diketahui bahwa pengaruh
hormonal sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dari fibroadenoma
mammae, hal ini diketahui karena ukuran fibroadenoma dapat berubah pada
siklus menstruasi atau pada saat kehamilan. Perlu diingat bahwa tumor ini
adalah tumor jinak, dan fibroadenoma ini sangat jarang atau bahkan sama sekali
tidak dapat menjadi kanker atau tumor ganas.
Fibroadenoma mammae biasanya
terjadi pada wanita usia muda, yaitu
pada usia sekitar remaja atau sekitar 20 tahun. Berdasarkan laporan dari NSW
Breats Cancer Institute, fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan usia
21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia di atas 50, sedangkan
prevalensinya lebih dari 9% populasi wanita terkena fibroadenoma. Sedangkan
laporan dari Western Breast Services Alliance, fibroadenoma terjadi pada wanita
dengan umur antara 15 dan 25 tahun, dan lebih dari satu dari enam (15%)
wanita mengalami fibroadenoma dalam hidupnya. Namun, kejadian
fibroadenoma dapat terjadi pula wanita dengan usia yang lebih tua atau bahkan
setelah menopause, tentunya dengan jumlah kejadian yang lebih kecil
disbanding pada usia muda.
pada usia sekitar remaja atau sekitar 20 tahun. Berdasarkan laporan dari NSW
Breats Cancer Institute, fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan usia
21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia di atas 50, sedangkan
prevalensinya lebih dari 9% populasi wanita terkena fibroadenoma. Sedangkan
laporan dari Western Breast Services Alliance, fibroadenoma terjadi pada wanita
dengan umur antara 15 dan 25 tahun, dan lebih dari satu dari enam (15%)
wanita mengalami fibroadenoma dalam hidupnya. Namun, kejadian
fibroadenoma dapat terjadi pula wanita dengan usia yang lebih tua atau bahkan
setelah menopause, tentunya dengan jumlah kejadian yang lebih kecil
disbanding pada usia muda.
DIAGNOSIS
Fibroadenoma dapat didiagnosis dengan tiga cara, yaitu dengan
pemeriksaan fisik (phisycal examination), dengan mammography atau
ultrasound, dengan Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC). Pada pemeriksaan
fisik dokter akan memeriksa benjolan yang ada dengan palpasi pada daerah
tersebut, dari palpasi itu dapat diketahui apakah mobil atau tidak, kenyal atau
keras,dll. Mammography digunakan untuk membantu diagnosis, mammography
sangat berguna untuk mendiagnosis wanita dengan usia tua sekitar 60 atau 70
tahun, sedangkan pada wanita usia muda tidak digunakan mammography,
sebagai gantinya digunakan ultrasound, hal ini karena fibroadenoma pada wanita
muda tebal, sehingga tidak terlihat dengan baik bila menggunakan
mammography.
Fibroadenoma dapat didiagnosis dengan tiga cara, yaitu dengan
pemeriksaan fisik (phisycal examination), dengan mammography atau
ultrasound, dengan Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC). Pada pemeriksaan
fisik dokter akan memeriksa benjolan yang ada dengan palpasi pada daerah
tersebut, dari palpasi itu dapat diketahui apakah mobil atau tidak, kenyal atau
keras,dll. Mammography digunakan untuk membantu diagnosis, mammography
sangat berguna untuk mendiagnosis wanita dengan usia tua sekitar 60 atau 70
tahun, sedangkan pada wanita usia muda tidak digunakan mammography,
sebagai gantinya digunakan ultrasound, hal ini karena fibroadenoma pada wanita
muda tebal, sehingga tidak terlihat dengan baik bila menggunakan
mammography.
Pada FNAC kita akan mengambil sel
dari fibroadenoma dengan
menggunakan penghisap berupa sebuah jarum yang dimasukkan pada suntikan.
Dari alat tersebut kita dapat memperoleh sel yang terdapat pada fibroadenoma,
lalu hasil pengambilan tersebut dikirim ke laboratorium patologi untuk diperiksa dibawah mikroskop. Dibawah mikroskop tumpor tersebut tampak seperti berikut:
menggunakan penghisap berupa sebuah jarum yang dimasukkan pada suntikan.
Dari alat tersebut kita dapat memperoleh sel yang terdapat pada fibroadenoma,
lalu hasil pengambilan tersebut dikirim ke laboratorium patologi untuk diperiksa dibawah mikroskop. Dibawah mikroskop tumpor tersebut tampak seperti berikut:
·
Tampak
jaringan tumor yang berasal dari mesenkim (jaringan ikat fibrosa) dan
berasal dari epitel (epitel kelenjar) yang berbentuk lobus-lobus;
berasal dari epitel (epitel kelenjar) yang berbentuk lobus-lobus;
·
Lobuli
terdiri atas jaringan ikat kolagen dan saluran kelenjar yang berbentuk bular (perikanalikuler)
atau bercabang (intrakanalikuler);
·
Saluran
tersebut dibatasi sel-sel yang berbentuk kuboid atau kolumnar pendek uniform
PENATALAKSANAAN
Terapi dari fibroadenoma mammae
dapat dilakukan dengan operasi
pengangkatan tumor tersebut, biasanya dilakukan general anaesthetic pada
operasi ini. Operasi ini tidak akan merubah bentuk dari payudara, tetapi hanya
akan meninggalkan luka atau jaringan parut yang nanti akan diganti oleh jaringan
normal secara perlahan.
pengangkatan tumor tersebut, biasanya dilakukan general anaesthetic pada
operasi ini. Operasi ini tidak akan merubah bentuk dari payudara, tetapi hanya
akan meninggalkan luka atau jaringan parut yang nanti akan diganti oleh jaringan
normal secara perlahan.
D.
KELAINAN FIBROKISTIK
Kelainan
fibrokistik atau mastopatia banyak ditemukan pada wanita dengan lesi jinak
payudara. Gambaran beberapa subtype lesi ini menyerupi karsinoma baik secara
klinis,radiografi, maksroskopis,maupun mikroskopis. Di saming itu, lesi ini
sering dianggap sebagai kelainan yang mempunyai potensi keganasan untuk menjadi
karsinima, namun hal ini masih dalam penelitian lebih lanjut.
Epidemiologi
Umumnya
kelainan fibrokistik ini diemukan pada wanita dengan umur sekitar 20-40 tahun
Etiologi
Kelaianan
fibrokistik ini disebabkan oleh adanya gangguan keseimbangan hormone pada
wanita, sehingga kejadian atas kelainan ini menyerang wanita usia reproduksi.
Kelainan ini bisa disebabkan oleh gangguan keseimbangan hormone yaitu seperti
hormone estrogen, rogesteron, ataupun prolaktin.
Gejala klinis
·
Mastalgia
·
Benjolan
nodular pada payudara
·
Benjolan
berbatas tegas, dapat digerakkan
·
Benjolan
pada payudara membesar pada saat menjelang menstruasi
·
Dapat
sembuh sendiri setelah menopause
Pemeriksaan
penunjang
Pemeriksaan penunjang yang daoat sitologi,mammografi,pemeriksaan
radiologi, maupun pemeriksaan histopatologis. Namun, untuk menegakkan
diagnosis, pemeriksaan pasti yang harus dilakukan adalah peeriksaan
histopatologis. Pada pemeriksaan histopatologis dengan diagnosis kelainan
fibrokistik dapat ditemukan fibrosis stroma, kista, dan hyperplasia epitel pada
payudara.Kelainan fibrokistik terutama mengeni unit duktulo-lobular terminal.
Penatalaksanaan
Kelainan fibrokistik ini
merupakan jenis tumor jinak pada payudara, sehingga pada penatalaksaannnya
tidak perlu untuk langsug dilakukan pembedahan seperti mammoplasty. Namun,
klinis terkadang langsung melakukan pembedahan untuk menghindari kemungkinan
adanya perubahan kelainan fibrokistik ini menjadi tumor ganas.
Untuk penatalaksanaan secara
simptomatik dapat diberikan obat anti nyeri bila penderitaa sudah merasakan
nyeri. Adapun untuk pembedahan dilakukan jika terdapat mammary hipertopy,
makrokastia, dan gigantomastia.
Prognosis
Tumor jinak ini dapat sembuh
sendiri ketika memasuki usia menopause. Selain itu, hal yang masih dalam
penelitia lebih lanjut adalah perkembangan tumor jinak ini menjadi tumor ganas.
7. ANAMNESIS
TAMBAHAN
ü Riwayat penyakit sebelumnya
ü Riwayat keluarga
ü Riwayat terapi hormon
ü Riwayat paparan zat kimia atau
radiasi dalam waktu lama
8. PENCEGAHAN
ü Melakukan SADARI secara rutin
ü Pola hidup sehat
ü Menghindarkan diri dari zat_zat
kimia dan radiasi
ü Melakukan mammografi untuk wanita
usia lanjut
untuk mengatasi benjolan pada payudara bagai mana gan? tidak semua benjolan berbahaya ya?
ReplyDelete