Pages

Onkologi (benjolan pada payudara)

Tuesday, February 4, 2014



SKENARIO 2
Seorang wanita 60 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan ada benjolan di payudara kiri atas. Benjolan dengan diameter 3 cm, tidak nyeri, batas jelas, dan dapat digerakkan

KATA KUNCI
  Wanita 60 tahun
  Benjolan payudara kiri atas
  Diameter 3 cm
  Tidak nyeri
  Berbatas jelas
  Dapat digerakkan

PERTANYAAN
1.      Sebutkan  Anatomi dan Histologi payudara!
2.      Bagaimana  Fisiologi normal pembelahan sel!
3.      Bagaimana Patofisiologi pembentukan sel kanker!
4.      Apa perbedaan tumor jinak dan tumor ganas?
5.      Faktor-faktor apakah yang menyebabkan terjadinya tumor?
6.      Apa Differential diagnosis berdasarkan scenario di atas?
7.      Anamnesis tambahan!
8.      Pencegahan!

9.       

1.     ANATOMI DAN HISTOLOGI PAYUDARA
Payudara (mammae) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram.

Pada wanita, letak normal payudara bagian atas dari iga kedua atau ketiga sampai bagian bawah di iga keenam atau ketujuh. Payudara bagian tengah dibatasi sternum dan di lateral dibatasi linea aksilaris anterior, sampai bisa sejauh batas anterior muskulus latisimus dorsi. Sebagian besar jaringan kelenjar payudara berada pada daerah kuadran lateral atas.Biasanya, sering dijumpai perbedaan besar ukuran payudara, namun secara klinik tidak bermakna.Faktor terpenting yang mengatur variasi dalam; besar, bentuk dan kepadatan payudara adalah kegemukan.Payudara yang mempunyai kepadatan besar sangat sulit untuk pemeriksaan klinik.1

Payudara tersusun atas sejumlah lemak, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe. Kelenjar payudara berada di antara lapisan superfisial dan profundal dari fascia superfisialis, serta ditutupi oleh lapisan dalam fascia superfialis, dimana dari lapisan superfisial fascia superfisialis, terdapat ligamen cooper yang turun ke jaringan kelenjar payudara. Pada kasus kanker, adanya ligamen ini memberikan tanda fisik berupa kulit yang mengkerut.Pendarahan payudara berasal dari percabangan arteri mammaria interna yang menembus sela iga kesatu, kedua, ketiga dan keempat. Selain itu, pendarahan juga berasal dari percabangan arteria aksila, arteria thoraksis superior, percabangan pektoral dari arteria thorakoakromial dan arteria thoraksis lateral.Persarafan berasal dari pleksus servikalis cabang ketiga dan keempat, nervus interkostal thoraksis, dan nervus thoraksis.Sebagian besar aliran limfatik payudara berasal dari pleksus limfatikus sekitar duktus dan lobulus, dan sebagian besar aliran limfe payudara menuju ke aksila
.
Jaringan subkutan puting payudara berisi kumpulan otot polos dengan susunan tidak teratur.Areola dan puting ditutupi oleh kulit berpigmen yang merupakan epitel skuamosa berlapis berkeratin.Kulit berpigmen ini mengandung kelenjar sebaseus.Limabelas sampai duapuluh duktus kolektivus menuju ke kulit puting melewati jalan terpisah. Payudara tersusun atas 15–20 segmen radial mengelilingi puting, setiap segmen dipisah oleh septum jaringan fibrosa dan terdiri dari 10–100 lobulus. Setiap lobulus berisi banyak asinus dan duktus terminal (Gambar 1).1

Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :
Ø  Korpus (badan), yaitu bagian yang membesar.
Ø  Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah.
Ø  Papilla atau puting, yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara

Ø  Korpus
Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah.
Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus. Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap payudara.
ASI dsalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus).

Ø  Areola
Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar, 
akhirnya memusat ke dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran-saluran terdapat otot polos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar.
Ø  Papilla
      Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar, panjang dan terbenam (inverted).
 










Payudara merupakan organ yang unik karena tidak sepenuhnya terbentuk saat lahir, dipengaruhi perubahan siklus selama masa reproduksi dan mulai tumbuh lama sebelum menopause.Payudara di masa prepubertas pada laki-laki dan wanita terdiri dari sistem duktus besar yang berakhir dalam duktus terminal dengan pembentukan lobulus yang minimal.Pada wanita saat mulai menarche, duktus terminal mengalami penambahan jumlah lobulus dan volume stroma interlobuler.Oleh karena sedikitnya jaringan lemak maka payudara tampak radiodens.Seperti endometrium yang tumbuh dan regresi di setiap siklus menstruasi, maka payudara juga mengalami hal serupa.Pada pertengahan siklus menstruasi atau fase folikuler, lobulus relatif tidak berkembang. Sesudah ovulasi, di bawah pengaruh hormon estrogen dan peningkatan kadar progesteron, terjadi peningkatan proliferasi sel pada jumlah asinus per lobulus dan tampak vakuolisasi pada sel epitel. Stroma interlobuler menjadi edematus yang amat nyata.Efek rangsangan hormon estrogen dan progesteron pada payudara sering menimbulkan sensasi penuh selama fase siklus premenstrual. Bilamana terjadi menstruasi, maka kadar estrogen dan progesteron menurun diikuti apoptosis sel epitel, menghilangnya edema stroma dan secara keseluruhan ukuran dan lobulus mengalami regresi.

Payudara mengalami maturasi morfologik dan aktivitas fungsional lengkap hanya pada saat kehamilan.Lobulus meningkat dalam jumlah dan ukurannya dan dipisahkan oleh sedikit stroma.Sejumlah kelenjar kulit di areola (tuberkel Montgomery) menjadi prominen dan berfungsi sebagai lubrikasi puting. Pada kehamilan trimester ketiga, vakuol sekresi dari material lipid ditemukan dalam sel epitel unit lobular duktus terminal, tetapi produksi air susu dihambat oleh tingginya kadar progesteron. Segera setelah lahir, payudara memproduksi kolustrum mengganti air susu dalam waktu 10 hari pertama sewaktu progesteron turun. Sesudah penghentian menyusui, lobulus akan regresi dan atrofi, serta total ukuran payudara berkurang dengan nyata.

2.     FISIOLOGI NORMAL PEMBELAHAN SEL
A.   Siklus Sel
     Siklus sel merupakan interval pembelahan sel yang satu dan yang lain. Pada siklus sel ini, informasi genetik diduplikasikan, dan kromosom yang diduplikasi akan dipastikan tidak ada kesalahan untuk didistribusikan pada sel anakan. Akurasi replikasi DNA dikoreksi agar setiap sel anakan memperoleh informasi yang sama seperti yang ada pada sel induk.
     Siklus sel terdiri dari beberapa fase, yaitu G1, S, G2 dan M. Gap 1 (G1) adalah fase postmitosis dimana sintesis DNA berhenti dimana sintesis RNA dan protein serta terjadi pertumbuhan sel. Selama fase S, sintesis DNA terjadi dan dilakukan koreksi pada DNA yang terbentuk. Gap 2 (G2) adalah fase premitosis yang mirip dengan fase G1, yaitu sintesis DNA berhenti dan sintesis RNA serta protein berlanjut. Fase M adalah fase pembelahan sel. Sel yang tidak sedang mengalami pembelahan akan masuk ke fase istirahat atau G0. Sel ini akan kembali membelah bila diperlukan regenerasi dari sel yang rusak.

B.   Proliferasi Sel
            Proliferasi sel adalah proses dimana sel dibagi dan direproduksi. Pada sel normal, jumlah sel yang direproduksi diatur agar sesuai dengan jumlah sel yang mati. Pada manusia, ada dua kategori utama sel. Sel gamet dan sel somatik. Sel gamet (sperma danovum0 bersifat haploid meiliki hanya satu set kromosom dari satu induk dan didesain khusus untuk fungsi seksual. Setelah bergabung, terbentuk sel diploid yang memiliki dua set kromosom hasil penggabungan. Sel ini disebut sel somatik.
C.   Diferensiasi Sel
       Diferensiasi sel adalah proses dimana sel ditransformasikan menjadi  jenis berbeda dan lebih terspesialisasi. Proses ini menghasilkan sel yang telah berdiferensiasi sepenuhnya, disebut sel dewasa, yang telah memiliki susunan struktural, fungsional, dan ekspektasi masa hidup.
            Proses diferensiasi diatur oleh kombinasi proses internal yang meliputi ekspresi gen dan stimulasi eksternal yang disediakan oleh sel tetangga, paparan substansi pada sirkulasi maternal, dan variasi faktor petumbuhan, nutrien, oksigen, dan ion.
            Proses diferensiasi berlangsung berjenjang, dimana pada setiap tahap progresif peningkatan spesialisasi sel ditukarkan dengan hilangnya kemampuan memperbanyak diri.  Ada tiga macam sel yang dihasilkan, yaitu sel yang telah berdiferensiasi baik, sel progenitor yang dapat membelah menjadi sel yang baru, dan stem sel yang merupakan sel yang paling tidak terspesialisasi dan dapat berubah menjadi sel progenitor.

       Gen yang mengontrol reproduksi dan pertumbuhan sel
       Pertumbuhan dan reproduksi sel yang normal dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu :
a. Proto-oncogene
       gen selular yang berfungsi untuk mendorong dan meningkatkan pertumbuhan normal dan pembelahan sel.
b. Tumor suppresor gene
       Protein2 yang berfungsi menghambat proliferasi sel. Bekerja memastikan pembelahan sel berlangsung baik, utamanya DNA.
c. Apoptosis gene
       Mengaktifkan gen protease yang merusak protein dalam sel yang tidak lagi dibutuhkan oleh tubuh sehingga sel yang rusak ini kemudian difagositosis oleh makrofag di sekitarnya.

3.      PATOMEKANISME TERJADINYA SEL KANKER/NEOPLASMA
Neoplasma dapat terjadi apabila sel normal mengalami mutasi pada perkembangannya.  Jinak dan ganasnya sifat neoplasma itu bergantung pada beratnya mutasi yang terjadi. Neoplasma jinak dapat terjadi apabila terjadi mutasi pada proto onkogen, namun gen supresor tumor dan gen yang mengkode apoptosis masih berfungsi dengan baik.
            Suatu keganasan terjadi apabila mutasi yang terjadi cukup berat sehingga mengakibatkan kerusakan pada ketiga gen yang mempengaruhi pertumbuhan dan reproduksi sel, yaitu proto-onkogen yang berubah menjadi onkogen, gen supresor tumor yang diaktifkan, dan perubahan pada gen yang mengkode apoptosis.

4.     PERBEDAAN TUMOR JINAK DAN TUMOR GANAS
Tumor jinak dan tumor ganas memiliki karkateristik yang berbeda sehingga dapat dibedakan satu sama lainnya.

5.     FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA TUMOR DAN KANKER
Ø  Etiologi Tumor
·         Kelainan congenital
Kelainan kongenital adalah kelainan yang dibawa sejak lahir, benjolannya dapat berupa benjolan yang timbul sejak lahir atau timbul pada usia kanak-kanak bahkan terkadang muncul setelah usia dewasa. Pada kelainan ini ,benjolan yang paling sering terletak di leher samping bagian kiri atau kanan di sebelah atas , dan juga di tengah-tengah di bawah dagu. Ukuran benjolan bisa kecil beberapa cm tetapi bisa juga besar seperti bola tenis. Kelainan kongenital yang sering terjadi di daerah leher antara lain adalah hygroma colli, kista branchial , kista ductus thyroglosus.
·         Genetic
·         Gender / jenis kelamin
·         Usia
·         Rangsangan fisik berulang
Gesekan atau benturan pada salah satu bagian tubuh yang berulang dalam
waktu yang lama merupakan rangsangan yang dapat mengakibatkan terjadinya kanker pada bagian tubuh tersebut, karena luka atau cedera pada tempat tersebut tidak sempat sembuh dengan sempurna.
·         Hormon
Hormon adalah zat yang dihasilkan kelenjar tubuh yang fungsinya adalah mengatur kegiatan alat-alat tubuh dan selaput tertentu. Pada beberapa penelitian diketahui bahwa pemberian hormon tertentu secara berlebihan dapat menyebabkan peningkatan terjadinya beberapa jenis kanker seperti payudara, rahim, indung telur dan prostat (kelenjar kelamin pria).
·         Infeksi
·         Gaya hidup
·         Karsinogenik (bahan kimia, virus, radiasi)
Zat yang terdapat pada asap rokok dapat menyebabkan kanker paru pada perokok dan perokok pasif (orang bukan perokok yang tidak sengaja menghirup asap rokok orang lain) dalam jangka waktu yang lama.Bahan kimia untuk industri serta asap yang mengandung senyawa karbon dapat meningkatkan kemungkinan seorang pekerja industri menderita kanker.
Beberapa virus berhubungan erat dengan perubahan sel normal menjadi sel kanker. Jenis virus ini disebut virus penyebab kanker atau virus onkogenik.
Sinar ultra-violet yang berasal dari matahari dapat menimbulkan kanker kulit. Sinar radio aktif sinar X yang berlebihan atau sinar radiasi dapat menimbulkan kanker kulit dan leukemia.

Ø  Etiologi Kanker
Kategori agens atau factor-faktor tertentu telah memberikan implikasi dalam proses karsinogenik.Beberapa agen/faktor-faktor yang dapat meningkatkan tingkat mutasi, dan kerananya kemungkinanpenyebab kanker, adalah seperti berikut:
·         Genetik & predisposisi herediter
Genetik mungkin mempengaruhi kemungkinan seseorang mengembangkan linkungan gen yangdisebabkan kanker. Hal ini dijelaskan oleh oncogenis theory of cancer etiology yang menerangkanbahwa gen kanker yang hadir biasanya dalam mengendalikan pertumbuhan tubuh dan perbaikantetapi ketika diaktifkan oleh factor lingkungan atau factor keturunan, kedua factor tersebut dapatmenyebabkan kanker. Onkogen adalah gen abnormal dan versi mutan dari proto-onkogen (gennormal) yang dapat mengakibatkan kanker ketika substitusi basa DNA tunggal terjadi.Bila terjadinya banyak kasus kanker di dalam keluarga, hal itu terjadi kerana adanya kemungkinanatau ahli keluarga terdedah kepada bahan toksik yang bersifat karsinogen seperti asap rokok. Kankerini dapat disebabkan oleh mutasi gen yang diwariskan. (Ini disebut keluarga sindrom kanker) Hal-haltertentu membuatnya lebih mungkin bahwa gen abnormal menyebabkan kanker dalam keluarga,seperti:
                Banyak kasus kanker yang jarang terjadi (seperti kanker ginjal), Kanker terjadi pada usia                 lebih muda dari biasanya (kanker usus pada usia 20 tahun), lebih dari satu jenis kanker di              satu orang  (seperti  wanita  dengan kedua  payudara dan  kanker ovarium). Kanker terjadi           pada organ pasangan (kedua mata, kedua ginjal, kedua  payudara)
·         Merokok / Tembakau
·         Diet & aktivitas fisik 
Orang yang mengkonsumsi makanan yang rendah vitamin A lebih sering untuk menderita kankerparu-paru.
            Berat badan berlebihan dapat meningkatkan risiko kanker dalam banyak cara. Kelebihan                berat badan menyebabkan tubuh untuk memproduksi lebih banyak hormon estrogen dan                insulin, yangdapat merangsang pertumbuhan sel kanker. 14% sampai 20% dari semua     kematian terkait kankeradalah disebabkan kelebihan berat badan. Obesitas jelas           dikaitkan dengan peningkatan risiko kankertermasuk kanker payudara, usus besar,   endometrium (rahim), kerongkongan dan ginjal. Obesitasjuga telah dihubungkan dengan      peningkatan risiko kanker pancreas, kandung empedu, tiroid,ovarium dan serviks, serta                 multiple myeloma, Hodgekin limfoma dan kanker prostat agresif.Daging olahan seperti sosis, bologna, bacon, dan daging deli, dan daging merah seperti daging sapi,babi, dan           domba dapat meningkatkan risiko kanker usus besar dan prostat.Orang yang sering minum   minuman beralkohol juga berisiko menderita kankerPenggunaanalkohol telah                 dihubungkan dengan peningkatan risiko beberapa jenis kanker termasuk kanker;mulut,              tenggorokan (faring), kotak suara (laring), kerongkongan, hati, payudara (pada wanita), usus        besar dan rektum. Untuk masing-masing kanker, meningkatkan risiko dengan jumlah      alcohol  yang  dikonsumsi.
·         Ionisasi radiasi & sinar UV
Ini termasuk sinar-x, sinar gamma dan partikel dari peluruhan unsur radioaktif. Unsur itumembentuk formasi ion yang merusak dalam sel yang dapat merusak untaian DNA. Radiasi dapat meningkatkan frekuensi terjadinya kanker leukemia.
             Cahaya ultraviolet, meskipun tidak membentuk formasi ion yang merusak,tetapi dapat juga          merusak gen. Penipisan lapisan ozon menyebabkan keprihatinan karena, lebih           banyak cahaya ultravioletmenembus ke permukaan bumi dan dapat        menyebabkan peningkatan kasus kankerkulit. Orang berkulit cerah lebih rentan     terhadap leukemia dan orang yang lebih sering memakai sepatuterbuka lebih meningkatkan                 risiko untuk menderita melanoma acral. Faktor risiko untuk non-melanoma dan kanker kulit               melanoma
·         Lingkungan Industri
Hal ini penting karena pekerja industry pewarna aniline cenderung untuk menderita kanker kandungkermih dan pekerja pabrik pemurnian nikel berada pada risiko besar terkena kanker sinus hidung.
·         Bahan kimia & obat – obatan
Banyak bahan kimia telah terbukti karsinogenik. Sekitar 25% dari semua kematian akibat kanker dinegara-negara maju adalah karena karsinogen dalam tar asap tembakau. Pewarna tertentu, seperti kelompok yang dikenal sebagai pewarna anilin, juga merupakan bahan karsinogen yang umum. Semua b ahan kimia  karsinogen  dapat  merusak  molekul  DNA.
·         Infeksi virus & parasit
Beberapa kanker yang terdapat pada hewan, termasuk manusia diketahui disebabkan oleh virus.Burkitt limfoma, kanker yang paling umum pada anak-anak di bagian-bagian tertentu dari Afrika,disebabkan oleh virus. Virus dapat menyebabkan leukemia (kanker sel darah putih) seperti
·         Hormon
Salah satu penyebab paling umum dari kanker payudara dan kanker endometrium rahim padawanita adalah peningkatan kadar estrogen, dan peningkatan kadar dihidro-testosterone (metabolittestosterone) pada laki-laki dapat mengakibatkan kanker prostat

6.     DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
A.    TUMOR PHYLLODES
Definisi
Tumor Phyllodes merupakan tipe tumor payudara yang sangat jarang terjadi. Tumor ini dapat bersifat jinak (harmless), namun juga bisa ganas (cancerous). Tipe tumor ini disebut “sarcoma” karena lebih sering muncul pada jaringan konektif (stroma) dibandingkan jaringan epilithial (saluran dan kantong susu) payudara. Nama phyllodes diambil dari bahasa Yunani “phullon” yang berarti daun karena pola pertumbuhannnya yang berbentuk seperti daun.
Nama lain tumor phyllodes antara lain: phylloides tumor, PT, cystosarcoma phyllodes, cystosarcoma phylloides kadang juga disebut “giant fibroadenomas”

      Epidemiologi
      Umumnya mengenai wanita yang telah masuk pre-menopause (hampir menopause). 
     
      Tanda dan gejala
Tumor phyllodes akan dirasakan sebagai satu benjolan yang kenyal dengan sisi permukaan halus di dalam jaringan payudara. Kulit payudara diatas tumor dapat berwarna kemerahan dan terasa hangat saat menyentuhnya. Tipe tumor ini dapat tumbuh dengan sangat cepat. Benjolan dapat tumbuh besar bahkan hanya dalam waktu 2 minggu.

Prognosis
Tingkat kesembuhan penderita tumor Phyllodes setelah operasi pengangkatan sangat bagus. Tetapi jika berusia 45 tahun atau lebih ada kemungkinan tumor muncul kembali, meskipun sangat kecil. Untuk pasien yang terdiagnosis dengan tumor ganas, tingkat kesembuhannya sangat bervariasi.

Penatalaksanaan
·         Pemeriksaan Mammogram
·         Pemeriksaan USG Payudara
·         Pencitraan MRI
·         Penggangkatan Tumor Phyllodes

Pengobatan
Operasi pengangkatan tumor merupakan penangangan standar. Tumor tipe ini tidak merespon terapi radiasi, kemoterapi, ataupun hormonal dengan baik. Jika tumor secara relatif kecil dan jinak, biasanya akan diangkat dengan operasi lumpectomy. Tumor yang besar dan ganas akan diangkat dengan operasi mastectomy untuk menghilangkan sebanyak mungkin jaringan yang terkena.

B.     ADENOSIS SKLEROSIS
Nama lain: hiperplasi duktus, papillomatosis duktus, sclerosing adenosis, adenomatosis. Kelainan utama yang tampak ialah dominasi daripada hiperplasi epitel, tetapi dapat juga ditemukan fibrosis dan kelainan kistik. Kelainan ini sering ditemukan pada usia 35 - 45 tahun. Makroskopik tampak suatu daerah yang konsistensinya keras, tidak berbatas jelas, pada penampang dapat ditemukan kista-kista.Gambaran tumor dengan konsistensi keras ini harus dibedakan dengan karsinoma.
Pada penampang karsinoma payudara dapat ditemukan chalk streaks, yaitu daerah keputih-putihan yang terjadi karena nekrosis sel-sel.
Chalk streaks tidak ditemukan pada adenosis. Gambaran mikroskopik menunjukkan:
Hiperplasi intraduktus, papilomatosis intraduktus, reduplikasi dan proliferasi kelenjar, pertambahan stroma.
Jaringan ikat dapat menekan duktus sehingga lumennya menghilang dan yang tampak hanya gencel-gencel epitel di antara stroma yang padat, dinamai sclerosing adenosis. Gambaran ini menyerupai infiltrasi sel karsinoma. Gambaran serupa, sehingga sukar dibedakan antara hiperplasi epitel duktus dan karsinoma duktus, menyebabkan adanya pendapat bahwa jenis mammary dysplasia golongan ini mempunyai incidence yang lebih tinggi ke arah perubahan menjadi ganas.
Kepentingan klinik mammary dysplasia. Berbagai gambaran patologik pada mammary dys­plasia secara klinik penting karena 2 hal, yaitu:
kelainan ini mengakibatkan tonjolan yang harus dibedakan dengan karsinoma.
predisposisi untuk terjadinya karsinoma.

Adenosis sklerosa ditandai dengan fibrosis intralobuler dan proliferasi saluran epitelial kecil dan sel myoepitel. Lesi tersebut dapat disangka karsinoma invasif, tetapi kecenderungannya untuk mempertahankan posisi sel epitel dan sel myoepitel yang saling berhadapan dan pola pertumbuhan lobulernya merupakan kunci untuk mengenali sifat jinaknya.

Penyakit fibrokistik Payudara
Ada sejumlah perubahan jaringan payudara yang berhubungan dengan penyakit fibrokistik. Yang termasuk didalamnya adalah pembentukan kista, proliferasi duktus epitalia, papilomatosis difusa, dan adenosis duktus dengan pembentukan jaringan fibrosa. Secara klinis, perubahan-perubahan ini dapat menimbulkan nodula yang teraba, massa, dan keluarnya cairan dari puting. Penyakit fibrokistik payudara terjadi pada masa dewasa; penyebab kemungkinan besar berhubungan dengan kelebihan estrogen dan defisiensi progesteron selama fase luteal siklus menstruasi. Sekitar 50% perempuan mengalami penyakit fibrokistik payudara. Keadaan ini biasanya terjadi bilateral.
Sekitar 30% perempuan dengan penyakit fibrokistik yang terbukti dengan biopsi, mengalami hiperplasia proliferatif; hal ini penting karena jenis perubahan ini berkaitan dengan  peningkatan resiko berkembangnya karsinoma di masa yang akan datang. Untuk pasien dengan hiperplasia epitelial sederhana (sekitar 25% dari semua kasus penyakit fibrokistik) resiko berkembangnya karsinoma selanjutnya adalah dua kali lebih besar. Pada kasus lain, terdapat beberapa abnormalitas dalam sitologi sel dan arsitekturnya, namun tidak semua gambaran karsinoma in situ menggunakan istilah atipikal hirperplasia. Pada perempuan dengan atipikal hiperplasia (sekitar 5% dari kasus), resiko berkembangnya karsinoma selanjutnya adalah lima kali lebih besar.
Gejala-gejalanya berupa pembengkakan dan nyeri tekan pada payudara menjelang periode menstruasi. Tanda-tandanya adalah teraba massa yang bergerak bebas pada payudara, terasa granularitas pada jaringan payudara, dan kadang-kadang keluar cairan yang tidak berdarah dari puting. Banyak perempuan tidak mengeluhkan gejala dan baru mencari pemeriksaan kesehatan setelah meraba adanya massa.
Penanganannya adalah meredekan gejala nyeri tekan payudara dengan analgetik ringan dan pemanasan lokal. Perbaikan dapat dicapai dengan menghindari kopi, teh, cola, dan coklat (mengandung metilxantin); keju, minuman anggur, kacang-kacangan, jamur, dan pisang (mangandung tiramin); dan tembakau (mengandung nikotin). Kira-kira 30% perempuan dengan penyakit fibrokistik yang terbukti dengan biopsi mengalami hiperplasia proliferatif, yang meningkatkan resiko kanker payudara hingga tiga kali resiko pada umumnya. Masalah utama bagi ahli kesehatan adalah membedakan massa yang disebabkan penyakit fibrokistik keganasan.

Hubungan Kelainan Fibrokistik dengan Karsinoma Payudara
Hubungan perubahan fibrokistik dengan karsinoma payudara merupakan suatu masalah medis yang kontroversial. Di buku ini hanya dapat diajukan beberapa pernyataan ringkasan yang cukup memiliki dasar. Secara klinis, meskipus beberapa gambaran tertentu pada perubahan fibrokistik cenderung membedakannya dengan kanker, satu-satunya cara pasti untuk membuat pembedaan ini adalah denan biopsi dan pemeriksaan histologik. Dalam kaitannya dengan hubungan berbagai pola perubahan fibrokistik dengan kanker, pernyataan berikut saat ini merupakan opini yang paling memiliki dasar.
Tidak ada atau sangat sedikit peningkatan risiko karsinoma payudara; fibrosis, perubahan kistik (mikro atau makroskopik), metaplasia apokrin, hiperplasia ringan.
Sedikit peningkatan risiko (1,5 hingga 2 kali): hiperplasia sedang sampai subur, papilomatosis duktus, adenosis sklerotikans, fibroadenoma, terutama jika berkaiitan dengan perubahan fibrokistik, penyakit payudara proliferatif, atau riwayat kanker payudara dala keluarga.
Peningkatan risiko yang bermakna (5 kali): hiperplasia atipikal, duktulus atau lobulus.
Lesi proliferatif mungkin multifokal, dan risiko karsinoma berikutnya berlaku untuk kedua payudara.
Riwayat kanker payudaa dalam keluarga dapat meningkatkan risiko pada semua kategori (misal, menjadi sekitar sepuluh kali lipat pada hiperplasia atipikal).

C.    FIBROADENOMA MAMMAE
DEFINISI
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang sering terjadi di
payudara. Benjolan tersebut berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim) dan
jaringan glanduler (epitel) yang berada di payudara, sehingga tumor ini disebut
sebagai tumor campur (mix tumor), tumor tersebut dapat berbentuk bulat atau
oval, bertekstur kenyal atau padat, dan biasanya nyeri. Fibroadenoma ini dapat
kita gerakkan dengan mudah karena pada tumor ini terbentuk kapsul sehingga
dapat mobil, sehingga sering disebut sebagai ”breast mouse”.

ETIOLOGI DAN EPIDEMIOLOGI
Penelitian saat ini belum dapat mengungkap secara pasti apa penyebab
sesungguhnya dari fibroadenoma mammae, namun diketahui bahwa pengaruh
hormonal sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dari fibroadenoma
mammae, hal ini diketahui karena ukuran fibroadenoma dapat berubah pada
siklus menstruasi atau pada saat kehamilan. Perlu diingat bahwa tumor ini
adalah tumor jinak, dan fibroadenoma ini sangat jarang atau bahkan sama sekali
tidak dapat menjadi kanker atau tumor ganas.
Fibroadenoma mammae biasanya terjadi pada wanita usia muda, yaitu
pada usia sekitar remaja atau sekitar 20 tahun. Berdasarkan laporan dari NSW
Breats Cancer Institute, fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan usia
21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia di atas 50, sedangkan
prevalensinya lebih dari 9% populasi wanita terkena fibroadenoma. Sedangkan
laporan dari Western Breast Services Alliance, fibroadenoma terjadi pada wanita
dengan umur antara 15 dan 25 tahun, dan lebih dari satu dari enam (15%)
wanita mengalami fibroadenoma dalam hidupnya. Namun, kejadian
fibroadenoma dapat terjadi pula wanita dengan usia yang lebih tua atau bahkan
setelah menopause, tentunya dengan jumlah kejadian yang lebih kecil
disbanding pada usia muda.
DIAGNOSIS
Fibroadenoma dapat didiagnosis dengan tiga cara, yaitu dengan
pemeriksaan fisik (phisycal examination), dengan mammography atau
ultrasound, dengan Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC). Pada pemeriksaan
fisik dokter akan memeriksa benjolan yang ada dengan palpasi pada daerah
tersebut, dari palpasi itu dapat diketahui apakah mobil atau tidak, kenyal atau
keras,dll. Mammography digunakan untuk membantu diagnosis, mammography
sangat berguna untuk mendiagnosis wanita dengan usia tua sekitar 60 atau 70
tahun, sedangkan pada wanita usia muda tidak digunakan mammography,
sebagai gantinya digunakan ultrasound, hal ini karena fibroadenoma pada wanita
muda tebal, sehingga tidak terlihat dengan baik bila menggunakan
mammography.
Pada FNAC kita akan mengambil sel dari fibroadenoma dengan
menggunakan penghisap berupa sebuah jarum yang dimasukkan pada suntikan.
Dari alat tersebut kita dapat memperoleh sel yang terdapat pada fibroadenoma,
lalu hasil pengambilan tersebut dikirim ke laboratorium patologi untuk diperiksa dibawah mikroskop. Dibawah mikroskop tumpor tersebut tampak seperti berikut:
·         Tampak jaringan tumor yang berasal dari mesenkim (jaringan ikat fibrosa) dan
berasal dari epitel (epitel kelenjar) yang berbentuk lobus-lobus;
·         Lobuli terdiri atas jaringan ikat kolagen dan saluran kelenjar yang berbentuk bular (perikanalikuler) atau bercabang (intrakanalikuler);
·         Saluran tersebut dibatasi sel-sel yang berbentuk kuboid atau kolumnar pendek uniform

PENATALAKSANAAN
Terapi dari fibroadenoma mammae dapat dilakukan dengan operasi
pengangkatan tumor tersebut, biasanya dilakukan general anaesthetic pada
operasi ini. Operasi ini tidak akan merubah bentuk dari payudara, tetapi hanya
akan meninggalkan luka atau jaringan parut yang nanti akan diganti oleh jaringan
normal secara perlahan.

D.    KELAINAN FIBROKISTIK
Kelainan fibrokistik atau mastopatia banyak ditemukan pada wanita dengan lesi jinak payudara. Gambaran beberapa subtype lesi ini menyerupi karsinoma baik secara klinis,radiografi, maksroskopis,maupun mikroskopis. Di saming itu, lesi ini sering dianggap sebagai kelainan yang mempunyai potensi keganasan untuk menjadi karsinima, namun hal ini masih dalam penelitian lebih lanjut.

Epidemiologi
Umumnya kelainan fibrokistik ini diemukan pada wanita dengan umur sekitar 20-40 tahun

Etiologi
Kelaianan fibrokistik ini disebabkan oleh adanya gangguan keseimbangan hormone pada wanita, sehingga kejadian atas kelainan ini menyerang wanita usia reproduksi. Kelainan ini bisa disebabkan oleh gangguan keseimbangan hormone yaitu seperti hormone estrogen, rogesteron, ataupun prolaktin.

Gejala klinis
·         Mastalgia
·         Benjolan nodular pada payudara
·         Benjolan berbatas tegas, dapat digerakkan
·         Benjolan pada payudara membesar pada saat menjelang menstruasi
·         Dapat sembuh sendiri setelah menopause

Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang daoat sitologi,mammografi,pemeriksaan radiologi, maupun pemeriksaan histopatologis. Namun, untuk menegakkan diagnosis, pemeriksaan pasti yang harus dilakukan adalah peeriksaan histopatologis. Pada pemeriksaan histopatologis dengan diagnosis kelainan fibrokistik dapat ditemukan fibrosis stroma, kista, dan hyperplasia epitel pada payudara.Kelainan fibrokistik terutama mengeni unit duktulo-lobular terminal.

Penatalaksanaan
Kelainan fibrokistik ini merupakan jenis tumor jinak pada payudara, sehingga pada penatalaksaannnya tidak perlu untuk langsug dilakukan pembedahan seperti mammoplasty. Namun, klinis terkadang langsung melakukan pembedahan untuk menghindari kemungkinan adanya perubahan kelainan fibrokistik ini menjadi tumor ganas.
Untuk penatalaksanaan secara simptomatik dapat diberikan obat anti nyeri bila penderitaa sudah merasakan nyeri. Adapun untuk pembedahan dilakukan jika terdapat mammary hipertopy, makrokastia, dan gigantomastia.

Prognosis
Tumor jinak ini dapat sembuh sendiri ketika memasuki usia menopause. Selain itu, hal yang masih dalam penelitia lebih lanjut adalah perkembangan tumor jinak ini menjadi tumor ganas.


7.      ANAMNESIS TAMBAHAN
ü  Riwayat penyakit sebelumnya
ü  Riwayat keluarga
ü  Riwayat terapi hormon
ü  Riwayat paparan zat kimia atau radiasi dalam waktu lama

8.      PENCEGAHAN
ü  Melakukan SADARI secara rutin
ü  Pola hidup sehat
ü  Menghindarkan diri dari zat_zat kimia dan radiasi
ü  Melakukan mammografi untuk wanita usia lanjut

1 comment:

  1. untuk mengatasi benjolan pada payudara bagai mana gan? tidak semua benjolan berbahaya ya?

    ReplyDelete

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS