SKENARIO
1
Seorang wanita, 15 tahun, datang ke poliklinik
dengan keluhan tidak haid 2 bulan, menarche dialami 1 tahun yang lalu.
KATA
SULIT
• Haid / menstruasi= gugurnya sel ovum matang yang
tidak dibuahi yang disertai dengan robeknya dinding endometrium.
• Menarche= permulaan haid pertama. Biasa terjadi pada
usia antara 9 sampai 16 tahun.
INFORMASI PENTING
• Wanita
• 15 tahun
• Tidak haid 2 bulan
• Menarche 1 tahun lalu (14 tahun)
PERTANYAAN
• Organ yang mempengaruhi terjadinya menstruasi?
• Faktor hormonal yang mempengaruhi menstruasi?
• Bagaimana siklus seksual bulanan wanita normal?
• Apa yang dimaksud gangguan haid?
• Jenis-jenis gangguan haid
• Apa saja etiologi gangguan haid?
• Apakah yang menyebabkan pasien tersebut tidak haid
selama 2 bulan?
• Penanganan gangguan haid!
PEMBAHASAN
ANATOMI
ORGAN REPRODUKSI WANITA
1. Organa
genitalia eksterna
a. Mons
Pubis (Mons Veneris)
Merupakan
bagian yang menonjol di bagian depan simphisis, terdiri dari jaringan lemak dan
sedikit jaringan ikat. Setelah dewasa akan tertutup oleh rambut.
b. Labia
Mayora
Merupakan kelanjutan dari mons pubis. Terdiri atas bagian
kanan dan kiri, lonjong dan mengecil ke bawah, terisi oleh jaringan lemak. Homolog
dengan skrotum pada laki – laki.
c. Labia
Minora
Labia minora kecil, sempit dan memanjang dari kulit
antara labia mayora dan introitus vagina. Bagian anterior dan
posterior akan membentuk struktur clitoris.
d. Clitoris
Clitoris homolog dengan penis pada laki – laki. Terdiri
atas dua bagian kecil yakni corpus dan glans clitoris.
e. Vestibulum
Vagina dan Meatus Uretra
Vestibulum
vagina merupakan daerah triangular diantara labia minora dari anterior ke arah
uretra dikelilingi bagian posterior oleh orificium vagina.
f. Kelenjar
Skene (kelenjar parauretral)
Kelenjar
skene dekat dengan uretra pada aspek posterolateralnya, terdapat 2 orificium
kecil menuju duktus skene yang merupakan sisa duktus wolfian.
g.
Kelenjar
Bartholini (kelenjar paravaginal/vulvovaginal)
Kelenjar bartholini
merupakan bagian terluar dari hymen, homolog dengan kelenjar cowper pada laki –
laki.
h. Hymen
Hymen
(selaput dara) merupakan barrier elastic tipis yang dapat menimbulkan sumbatan
walaupun hala tersebut jarang terjadi. Ditutupi oleh suatu matriks faringan
fibrovaskuler yang ditutupi oleh epitel secara parsial.
2. Organa
genitalia interna
a. Vagina
Vagina
tipis, berotot dan secara parsial membentuk canal rugae yang berjalan dari
hymen menuju cervix uteri. Vagina ditutupi oleh epitel skuamos yang tebal dan
transversal pada nullipara. Fungsi penting dari vagina adalah sebagai saluran
keluar untuk darah haid dan secret lain dari uterus, alat untuk bersenggama,
dan jalan lahir pada waktu bersalin.
b. Uterus
Merupakan
struktur otot yang cukup kuat. Dalam keadaan tidak hamil, rahim terletak dalam
rongga panggul kecil dan berada diantara vesica urinaria dan rectum. Uterus
memiliki tiga bagian besar, yaitu :
1.
Corpus
uteri merupakan bagian utama rahim
2.
Cervix
uteri, terbagi atas dua bagian, yaitu pars supra vaginal dan pars portio.
Terdapat struktur canalis cervicalis yang menghubungkan Orificium Uteri
Internum (OUI) dengan Orificium Uteri Eksternum (OUE). Bagian rahim antara
cervix dan corpus disebut isthmus atau segmen bawah rahim berupa selaput yang
sangat penting dalam kehamilan dan persalinan karena akan mengalami peregangan.
3.
Cavum
Uteri, rongga rahim sebagai tempat utama bagi janin.
c. Tuba
Uterina (tuba fallopi)
Terdiri atas 2 bagian, kiri dan kanan. Fungsinya untuk
menghubungkan uterus dan ovarium. Setiap tuba dibagi atas pars intramural, pars
isthmika, pars ampullaris dan pars infundibularis yang terdapat fimbriae yang
berfungsi untuk menangkap sel telur dan akan disalurkan ke dalam tuba. Bagian dalam saluran dilapisi silia yang berfungsi
menyalurkan telur hasil konsepsi. Selain itu, pada tuba fallopi khususnya pars
ampullaris adalah tempat terjadinya pembuahan (konsepsi=fertilisasi)
d. Ovarium
Ovarium
adalah bagian yang datar. Berbentuk irregular. Terdapat dua buah, masing –
masing di kanan dan kiri rahim, dilapisi oleh mesovarium. Fungsi ovarium adalah
menghasilkan sel telur (ovum), menghasilkan hormone – hormone (esterogen dan
progesterone), serta mengatur haid.
HISTOLOGI
UTERUS DAN OVARIUM
Struktur ovarium terdiri dari :
·
Cortex (zona parenkimatosa), terdiri
atas :
-
Tunika albuginea, yaitu epitel berbentuk
kubis
-
Jaringan ikat di sela – sela jaringan
lain
-
Stroma, folikel primordial, folikel
sekunder, folikel de graaf
·
Medulla
(zona vaskulosa), terdiri atas :
-
Stroma berisi pembuluh darah
-
Serabut saraf
-
Beberapa otot polos
-
1. Folikel
Primordial
-
Folikel yang paling terbanyak.
-
Sel yang mengelilingi oosit terdiri dari
sel selapis gepeng.
-
Oositnya berbentuk bulat
-
Intinya masih terletak di tengah
2. Folikel
Primer
-
Oosit mulai membesar
-
Folikelnya mulai bermitosis
-
Sel gepeng menjadi sel kubis à sel granulose à sudah produksi estrogen
-
Terdapat zona pellusida yang pisahkan
oosit dengan sel granulose di sekitarnya.
3. Folikel
Sekunder
-
Terdapat antrum follikuli yang berisi
liquor folikuli
-
Inti sel sudah berada di salah satu sisi
yang akan membentuk tonjolan cumulus oophorus.
-
Sel – sel granulose akan membentuk
lapisan :
a. Teka interna : memiliki bayak stroma sedangkan sedikit
serat kolagen. Lapisan inilah yang produksi estrogen.
b.
Teka
eksterna : lebih bayak memiliki serat kolagen daripada stroma.
4. Folikel
de graaf (folikel yang matang) berisi :
-
Sel granulose tersusun secara radier
membentuk corona radiate yang fungsinya untuk proteksi dan memberi nutrisi pada
oosit.
-
Jika akan ovulasi maka akan muncul
stigma à folikel pecah
menyebabkan ovum keluar dari ovarium (ovulasi).
Ovulasi dapat terjadi dua proses yakni pecahnya folikel
dan pecahnya stigma dan epitel. Hal ini disebabkan oleh
:
-
Tingginya tekanan dalam folikel akibat
dari cepatnya pembentukan cairan folikel
-
Melemahnya dinding folikel beberapa jam
sebelum ovulasi
-
Terbentuknya titik lemah setempat yakni
stigma
-
Kontraksi otot polos di teka eksterna.
Dinding rahim
terdiri dari tiga lapisan :
·
Lapisan
Endometrium (lapisan mukosa) Ã di dala m
Lapisan yang melekat pada miometrium yang selalu
mengalami perubahan secara siklik yang mengakibatkan terjadinya menstruasi
yaitu terlepasnya bagian endometrium yang diikuti perdarahan. Hanya mukosa
uteri yang terlibat dalam siklus menstruasi. Endometrium terdiri dari epitel
selapis kolumnar yang dibentuk oleh sel bersilia. Endometrium
terbagi atas dua zona :
a. Lapisan
basalis : lapisan ini tipis dan tidak mengalami perubahan siklik dan tidak
terlepas selama menstruasi, tetapi berfungsi sebagai zona regenerasi untuk
lapisan fungsional yang dilepas pada saat menstruasi.
b. Lapisan
fungsional : lapisan yang terletak di permukaan endometrium dan akan dilepas
pada waktu menstruasi.
·
Lapisan
Miometrium (lapisan muscularis) Ã di tengah
Lapisan ini dibentuk oleh otot polos dengan serat otot
berjalan ke segala arah. Miometrium dibagi dalam tiga lapisan :
a. Lapisan
dalam : lapisan tipis yang dekat dengan endometrim dibentuk oleh otot polos
b. Lapisan
tengah : banyak mengandung pembuluh darah besar dan limfe
c.
Lapisan
luar : dekat dengan perimetrium, dibentuk oleh otot polos.
Dengan adanya otot
polos yang berjalan ke segala arah, kontraksi dari miometrium ini memungkinkan
terjadinya penjepitan pembuluh darah setelah masa menstruasi ataupun post
partum sehingga tidak terjadi perdahan yang berkepanjangan.
·
Lapisan
Perimetrium (lapisan serosa) Ã di luar
Lapisan yang paling luar dai uterus terdiri dari jaringan
ikat jarang dengan selapis mesotel.
FISIOLOGI HAID
Dalam
masa kanak – kanak, ovarium masih belum berfungsi dengan baik. Setelah akil
balig, maka terjadilah perubahan – perubahan pada tubuh wanita. Pubertas yang
tercapai pada usia sekitar 12 – 16 tahun. Penanda utama kedewasaan ini dengan
datangnya haid yakni pengeluaran darah tiap bulan dari dalam rahim. Selain itu,
munculnya tanda seks sekunder pada wanita dimana remaja tersebut memasuki waktu
reproduktif ( masa memperoleh keturunan ) yang berlangsung kira – kira 30
tahun.
Haid
yang pertama kali terjadi disebut menarche.
Setelah masa reproduksi wanita akan masuk dalam klimakterium yang terjadi
secara berangsung-angsur dimana haid menjadi tidak teratur lalu akhirnya akan
berhenti sama sekali sesuai dengan lanjut usianya. Keadaan ini disebut menopause.
Yang memegang peranan paling penting dalam proses ovulasi
adalah hubungan kerja sama antara hipotalamus, hipofisis dan ovarium.
Hipotalamus mengawasi sekresi hormone gonadotropin oleh adenohipofise melalui
sekresi neurohormon yang disalurkan ke sel – sel adenohipofise lewat sirkulasi
portal yang khusus. Hipotalamus menghasilkan GnRH yang dapat merangsang
pelepasan LH dan FSH dari hipofisis.
Pada
hipotalamus terdapat dua pusat, yaitu pusat tonik di bagian belakang
hipotalamus di daerah nucleus arkuatus, dan pusat siklik di bagian depan
hipotalamus di daerah suprachiasmatik. Pusat siklik mengawasi
lonjakan LH yang menyebabkan terjadinya ovulasi.
Hormone – hormone yang berperan
dalam siklus haid :
a. FSH
yang diproduksi oleh adenohipofise
b.
Estrogen
yang diproduksi oleh ovarium (teka interna)
c. LH
(luteinizing hormone) dihasilkan oleh adenohipofise
d. Progesteron
dikeluarkan oleh ovarium
Pada siklus haid,
mukosa rahim dipersiapkan secara teratur untuk menerima ovum yang dibuahi
setelah terjadinya ovulasi. Satu siklus haid dibagi atas :
1.
Siklus
Uterus
a. Stadium
Menstruasi
Dalam fase ini, endometrium
khususnya lapisan fungsional dilepaskan dari dinding uterus disertai
perdarahan. Hanya lapisan basalis yang tinggal utuh. Darah haid mengandung
darah arteri dan vena dengan sel – sel darah merah yang teraglutinasi, sel
epitel dan stroma yang mengalami disintegrasi, secret dari uterus, serviks, dan
kelenjar vulva. Fase ini berlangsung 3 –
4 hari.
b. Stadium
Proliferasi
Dalam fase ini, endometrium tumbuh
menjadi setebal ± 3,5 mm. Fase ini berlangsung dari hari ke 5 sampai hari ke 14
dari siklus haid. Pada stadium ini kadar hormone estrogen lebih tinggi dari
progesterone karena terjadi peningkatan hormone FSH pada ovarium sehingga
mempengaruhi pertumbuhan endometrium.
c. Stadium
Sekresi
Fase ini mulai sesudah ovulasi dan
berlangsung dari hari ke 14 sampai hari ke 28. Pada fase ini, endometrium tetap
tebal tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang, berkeluk – keluk dan
mengeluarkan getah. Dalam endometrium telah tertimbun glikogen dan kapur yang kelak
diperlukan sebagai makanan untuk telur yang dibuahi. Tujuan dari perubahan ini
adalah untuk mempersiapkan endometrium menerima telur yang dibuahi. Pada
stadium ini, hormone progesterone lebih tinggi dari esterogen karena pada fase
ini terjadi setelah ovulasi.
2. Perubahan
pada Ovarium dalam Siklus Haid
Dalam ovarium terdapat banyak sel – sel telur muda yang
dikelilingi oleh sel – sel gepeng yang disebut folikel primordial. Sebelum
pubertas, ovarium masih dalam keadaan istirahat, akan tetapi pada masa pubertas
akan mulai berfungsi dengan fase – fase :
a. Fase
Folikularis
Fase ini terjadi pematangan sel –
sel primordial karena pengaruh hormone dari adenohipofise yakni hormone FSH
(follicle Stimulating Hormon) maka beberapa folikel primordial mulai tumbuh menjadi
folikel primer, folikel sekunder, dan folikel de graaf. Folikel de graaf
khususnya lapisan teka interna yang akan menghasilkan estrogen. Pada fase ini
kadar hormone FSH lebih tinggi daripada hormone LH dimana FSH berperan dalam
pematangan beberapa folikel.
b. Fase
Ovulasi
Pada masa pubertas Folikel de graaf
yang awalnya berada di bagian luar cortex ovarium mulai mendekati permukaan.
Karena liquor follikuli terus terbentuk maka tekanan dalam folikel makin
meningkat. Selain itu, pada permukaan ovarium sel – sel menjadi tipis
menyebabkan folikel akan pecah dan mengakibatkan keluarnya liquor folikuli
bersama dengan ovum serta sel – sel granulose yang mengelilinginya yang akan
menjadi corona radiata. Pada fase ini kadar hormone LH lebih tinggi dari hormone
FSH dimana peran LH untuk proses ovulasi.
c. Fase
Luteum
Setelah ovulasi maka sel – sel
granulose dari dinding folikel mengalami perubahan dan zat warna yang kuning
yang disebut lutein. Dengan demikian maka sisa folikel berubah menjadi butir
yang warna kuning yang disebut corpus luteum. Corpus luteum akan mengeluarkan
hormone yang progesterone .
Jika terjadi konsepsi maka corpus
luteum akan membentuk corpus luteum graviditatum (corpus luteum kehamilan) dan
akan bertahan selama 2-3 bulan karena adanya HCG yang dihasilkan oleh
sinsiotrofoblast yang akan terus memproduksi progesterone untuk mempertahankan
uterus sebagai tempat berkembangnya janinnya nanti sebelum adanya plasenta.
Namun apabila tidak terjadi konsepsi maka corpus luteum akan bertahan 9 hari
dan akan mengalami kemunduran yang disebut korpus luteum menstruasi. Bersamaan
dengan ini produksi hormone mulai menurun dan hampir berhenti berproduksi pada
hari ke 14, akhirnya akan terbentuk corpus albicans.
Perubahan kadar hormone
sepanjang siklus haid di atas disebabkan oleh mekanisme umpan balik (feed back)
antara hormone steroid dan hormone gonadotropin. Estrogen menyebabkan umpan
balik negative terhadap FSH sedangkan terhadap LH estrogen menyebabkan umpan
balik negating jika kadarnya rendah, dan umpan balik positif jika kadarnya
tinggi. Hubungan antara folikel dan hipotalamus bergantung pada fungsi estrogen
yang menyampaikan pesan – pesan berupa umpan balik positif atau negative.
Segala keadaan yang menghambat produksi estrogen dengan sendirinya akan mempengaruhi
siklus reproduksi yang normal.
GANGGUAN HAID
Definisi
Gangguan
haid adalah perdarahan haid yang tidak normal dalam hal : panjang siklus haid,
lama haid, dan jumlah darah haid.
◊
Polimenore
adalah panjang siklus haid kurang dari 21 hari (normal 21-35)
◊
Oligomenorea adalah panjang siklus haid lebih dari 35 hari (normal 21-35) dan kurang dari 3 bulan
◊
Amenorea adalah tidak haid lebih dr 3 bulan berturut-turut.
◊
Hipermenore
adalah perdarahan haid yg jumlahnya banyak
(>80 ml/ganti pembalut >5 x/hr)
◊
Hipomenore
adalah perdarahan haid yg jumlahnya
sedikit (<40 ml / ganti pembalut <2 x/hr)
◊ Menoragi adalah haid
berlangsung >7 hari dengan jumlah darah yang
banyak
◊
Brakimenoragi
adalah haid berlangsung <3 hari dengan jumlah darah yang sedikit
◊
Premenstrual
spotting adalah perdarahan yg terjadi
3-4 hari sebelum haid berupa bercak darah
◊
Postmenstrual
spotting adalah adalah perdarahan
bercak yg terjadi sampai 7 hari setelah
haid normal
◊
Perdarahan
Uterus Disfungsional adalah Perdarahan
uterus abnormal (lama,banyak & panjangnya)
yang menyebabkan ggn fungsional mekanisme kerja poros H-H-O-E tanpa kelainan organik organ reproduksi dan
penggunaan kontrasepsi atau pengobatan hormonal.
Berdasarkan
dari pengertian tersebut, pada scenario ini kemungkinan terjadinya oligomenorea
Oligomenorea
Sering
disebabkan oleh sindroma ovarium polikistik yg disebabkan oleh peningkatan
hormone androgen sehingga terjadi gannguan ovulasi. Pada remaja biasanya karena
immaturitas hipotalamus, hipofisis, ovarium, dan endometrium. Selain itu dapat
disebabkan oleh emosi dan stress fisik
Kausa
-
Fase folikuler memanjang
-
Fase sekresi memanjang
Penatalaksanaan
-
Tidak diberikan pengobatan jika tipe
perdarahan teratur
-
Induksi ovulasi diberikan jika tipe
perdarahan memanjang
Untuk
mengatasi terjadinya gangguan haid di butuhkan anamnesis dan pemeriksaan yang
tepat sehingga penatalaksanaan yang diberikan tepat
Anamnesis
Tambahan yang perlu dilakukan
• Apakah pasien sudah menikah?
• Apa pekerjaannya?
• Apakah haidnya teratur? Berapa lama setiap periode
menstruasi?
• Apakah sejak berhentinya haid, pernah mengalami
pendarahan?
• Apakah akhir-akhir ini sering stres?
• Apakah pernah mengalami trauma kapitis?
• Riwayat operasi uterus?
• Apakah ada penyakit sistemik? (diabetes melitus, TB)
• Apakah pernah mengonsumsi obat-obatan tertentu?
Pemeriksaan
yang perlu dilakukan,
1. Pemeriksaan fisis
• Tinggi badan dan berat badan
• Keadaan seks sekunder wanita (rambut kemaluan, payudara,
genitalia eksterna)
• Suhu tubuh (setelah ovulasi biasanya meningkat setengah
derajat)
2. Pemeriksaan ginekologi
• Spekulum -> untuk melihat keadaan dari vagina,
cerviks, canalis cervikalis
• Periksa massa di cavum abdomen
3. Pemeriksaan penunjang (radiologi)
USG
4. Pemeriksaan
laboratorium
• Pemeriksaan hormon T3/T4
• Pemeriksaan kromosom