angkatanku namanya MATATTA.. singkatan dari MAXIIC ISTAGHFIR EL-MIZATTA,,, singkatan juga dari Marhalah XII Cendekia, Isti'dadan fi Ghazwatul Fikri el Mizza al-fattah.. artinya,, angkatan 12 MAN ICG, para pemuda mulia yang dipersiapkan untuk perang pemikiran.. filosofi yang tidak terlalu dalam namun memiliki makna tersendiri bagi kita.. itu adalah gabungan dari beberapa nama yang diusulkan pas rapat angkatan.. Sesuatu yang kami hasilkan dari sebuah musyawarah..
saat menyelesaikan masa SMA, kami di wisuda.. tema wisudanya itu sama kayak di atas,,
as a story to tell, our eyes seeing glory and well, the world and wating us for yell..
saya juga ndak tau siapa yang pilih tema ini.. yang pasti saat wisuda lgsung mncul aja kayak gini.. hoho..
intinya, kalau ditanya siapa yg paling kurindukan skrg, mgkn mereka adalah orang yang paling tepat untuk dirindukan..
masa paling indah.. masa-masa di sekolah
Tuesday, April 24, 2012
Thursday, April 19, 2012
yah awalnya memang agak terpaksa aq kuliah di tempat ini.. di bayanganku dulu itu aq ndak mau kuliah di sulawesi.. aq mau ke jawa,, jawa ,, jawa.. sekali lagi,, aq hanya mau di jawa..
Sedikit galau memang.. itu yang dulu kurasakan. Saat harus melepas berbagai pilihan yang telah kudapatkan.. Tapi mungkin takdir tuhan sudah menggariskan jalanku di sini.. Jadi sudah kewajibanku untuk mnerimanya dengan hati ikhlas dan lapang..
Dunia nyata emang tak seindah mimpi kita dikala terlelap..
Aq anak pertama.. anak yg dinanti2kan selama 5 tahun setelah ortuku menikah..
mungkin wajar yah kalo ayahku ndak stuju kalo saya kuliah jauh-jauh dari beliau, tapi demi senyum anaknya, kadang ayahku dan mungkin orangtua2 lain menyetujui keinginan anaknya untuk jauh dari ortu demi menuntut ilmu .. Tujuannya mungkin lebih memandang ke masa depan.. entahlah.. Inti dari semua embel-embel ini adalah ortuku mengizinkanku untuk tes kuliah di jawa,, tapi sungguh terlihat jelas, beliau-beliau lbih mengharapkan aku untuk kuliah di sulawesi saja, supaya dekat dengan mereka.. Egoku yang kadang membuatku sdikit rabun untuk menangkap tanda dari harapan mreka itu..
~
Hm,, cita-citaku banyak, tapi mungkin dokter adalah sala satu yang sudah tertanam dalam mindsetku sejak kanak2..
Entah apa kata orang tentang profesi itu. aku tak peduli.. Aq mencoba menimbang dan memberatkan segalanya ke nilai positiv supaya hatiku tidak memilihnya dengan bimbang..
Saya mau jadi dokter,, yah sekali lagi,, sy mau jadi dokter..
Bukan karna tergiur akan hidup mapan saat dewasa kelak.. tapi sungguh ada panggilan hati di sini..
Terdengar ironi saat banyak orang sakit tapi hanya karna masalah biaya mereka terpaksa memelihara sakit itu dengan kepedihan yang terpendam.. sekali lagi, panggilan hati membuatku membuka mata hati dengan sudut pandang yang jujur, membuat hati terluka..
~
Aku di sini bukan karna terpaksa. silakan artikan ini sesuai asal dimana kalian pernah mengenalku ..
kalau kalian pernah se sekolah dgnku waktu SMA,, sy akan menjamin tbakan kalian untuk kalimat itu apa.. dan semoga kalian paham dengan sebaik-baiknya..
untuk yang tak pernah mengenalku,, kalimat itu hanya serentetan kata yang ku susun dan kutuliskan tulus dari hatiku.. silakan katakan aq lebay, tapi itu memang implikasi dari jutaan niat yg telah ku renovasi..
~
aku di sini bukan karna terpaksa
sejuta syukur haruslah ku ucapkan, "nikmat tuhan mana yg akan kamu dustakan?"..
tidak susah memang untuk mendapatkan tempatku skarang,, tapi bukan berarti itu gampang.. sungguh bukan perkara yang gampang..
skali lagi, aku di sini bukan karna terpaksa..
sungguh makassar kota yang cukup indah dan penuh dengan realita
---
kini ku serahkan pada alam yang kaku dalam bersaksi
aku di sini menikmati hiruk pikuk zaman yang padat
jutaan perasaan yg dulu berkecamuk ku tepis perlahan
hingga asa yang tersisa adalah keyakinan.. sumber paling terpercaya
selamat berpikir akan kisahku yang belum sempurna
akan ada episode mendatang..
mksr, 20 april '12
dalam kegalauan,,
Yy
Sedikit galau memang.. itu yang dulu kurasakan. Saat harus melepas berbagai pilihan yang telah kudapatkan.. Tapi mungkin takdir tuhan sudah menggariskan jalanku di sini.. Jadi sudah kewajibanku untuk mnerimanya dengan hati ikhlas dan lapang..
Dunia nyata emang tak seindah mimpi kita dikala terlelap..
Aq anak pertama.. anak yg dinanti2kan selama 5 tahun setelah ortuku menikah..
mungkin wajar yah kalo ayahku ndak stuju kalo saya kuliah jauh-jauh dari beliau, tapi demi senyum anaknya, kadang ayahku dan mungkin orangtua2 lain menyetujui keinginan anaknya untuk jauh dari ortu demi menuntut ilmu .. Tujuannya mungkin lebih memandang ke masa depan.. entahlah.. Inti dari semua embel-embel ini adalah ortuku mengizinkanku untuk tes kuliah di jawa,, tapi sungguh terlihat jelas, beliau-beliau lbih mengharapkan aku untuk kuliah di sulawesi saja, supaya dekat dengan mereka.. Egoku yang kadang membuatku sdikit rabun untuk menangkap tanda dari harapan mreka itu..
~
Hm,, cita-citaku banyak, tapi mungkin dokter adalah sala satu yang sudah tertanam dalam mindsetku sejak kanak2..
Entah apa kata orang tentang profesi itu. aku tak peduli.. Aq mencoba menimbang dan memberatkan segalanya ke nilai positiv supaya hatiku tidak memilihnya dengan bimbang..
Saya mau jadi dokter,, yah sekali lagi,, sy mau jadi dokter..
Bukan karna tergiur akan hidup mapan saat dewasa kelak.. tapi sungguh ada panggilan hati di sini..
Terdengar ironi saat banyak orang sakit tapi hanya karna masalah biaya mereka terpaksa memelihara sakit itu dengan kepedihan yang terpendam.. sekali lagi, panggilan hati membuatku membuka mata hati dengan sudut pandang yang jujur, membuat hati terluka..
~
Aku di sini bukan karna terpaksa. silakan artikan ini sesuai asal dimana kalian pernah mengenalku ..
kalau kalian pernah se sekolah dgnku waktu SMA,, sy akan menjamin tbakan kalian untuk kalimat itu apa.. dan semoga kalian paham dengan sebaik-baiknya..
untuk yang tak pernah mengenalku,, kalimat itu hanya serentetan kata yang ku susun dan kutuliskan tulus dari hatiku.. silakan katakan aq lebay, tapi itu memang implikasi dari jutaan niat yg telah ku renovasi..
~
aku di sini bukan karna terpaksa
sejuta syukur haruslah ku ucapkan, "nikmat tuhan mana yg akan kamu dustakan?"..
tidak susah memang untuk mendapatkan tempatku skarang,, tapi bukan berarti itu gampang.. sungguh bukan perkara yang gampang..
skali lagi, aku di sini bukan karna terpaksa..
sungguh makassar kota yang cukup indah dan penuh dengan realita
---
kini ku serahkan pada alam yang kaku dalam bersaksi
aku di sini menikmati hiruk pikuk zaman yang padat
jutaan perasaan yg dulu berkecamuk ku tepis perlahan
hingga asa yang tersisa adalah keyakinan.. sumber paling terpercaya
selamat berpikir akan kisahku yang belum sempurna
akan ada episode mendatang..
mksr, 20 april '12
dalam kegalauan,,
Yy
Sunday, April 8, 2012
all,, tolong buka video ini http://www.youtube.com/watch?v=Rl-re9i4TSc&feature=youtu.be
video promosi sekolah,, SANGAT SEDERHANA dan TIDAK RESMI, hanya buatan salah seorang alumni ..
sekedar motivasi buat adik2 yg test agar mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk test masuk disana, karna banyak hal yg akan km dptkan di sana.. berusaha dan berdoa.. tidak ada yg mustahil di dunia ini :)
WELCOME to MAN Insan Cendekia Gorontalo~
video promosi sekolah,, SANGAT SEDERHANA dan TIDAK RESMI, hanya buatan salah seorang alumni ..
sekedar motivasi buat adik2 yg test agar mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk test masuk disana, karna banyak hal yg akan km dptkan di sana.. berusaha dan berdoa.. tidak ada yg mustahil di dunia ini :)
WELCOME to MAN Insan Cendekia Gorontalo~
song : Hulondhalo lipuu [Gorontalo daerahku] (lagu daerah
Gorontalo)
Hulondhalo lipu'u (Gorontalo daerahku)
pilotutuwa ola'u (t4 kelahiranku)
Lipu'u ilo ponu'u (daerah penuh kenangan)
Dilata Oli Pata'u (tdk akan prnah ku lupakan)
Lipu'u Hulondhalo (daerahku gorontalo)
teto wa'u bilandhalo (di situlah aku dibesarkan) --> saat
aku tumbuh dewasa
Wa'u ma lo mololo (aku pasti sangat merindukannya)
mo'oto la hulondhalo (Pada saat meninggalkan Gorontalo)
Tilongkabila hu'i diyo (tilongkabila nama gunungnya)
bone dutula li yo (bone nama sungainya)
Limutu bulalo liyo (limboto nama danaunya)
amani tawu liyo (masyarakatnya aman dan tentram)
Hulondhalo ma tola'u (gorontalo akan kutinggalkan)
lipu'u otoli angu'u (daerahku yg kusayangi)
Dilata oli pata'u (tdk akan kulupakan)
Detunggu lo mate wa'u (sampai aku meninggal kelak)
Lagu Daerah Gorontalo
Hulondhalo lipuu [Gorontalo daerahku] (lagu daerah
Gorontalo)
Hulondhalo lipu'u (Gorontalo daerahku)
pilotutuwa ola'u (t4 kelahiranku)
Lipu'u ilo ponu'u (daerah penuh kenangan)
Dilata Oli Pata'u (tdk akan prnah ku lupakan)
Lipu'u Hulondhalo (daerahku gorontalo)
teto wa'u bilandhalo (di situlah aku dibesarkan)
Wa'u ma lo mololo (aku pasti sangat merindukannya)
mo'oto la hulondhalo (Pada saat meninggalkan Gorontalo)
Tilongkabila hu'i diyo (tilongkabila nama gunungnya)
bone dutula li yo (bone nama sungainya)
Limutu bulalo liyo (limboto nama danaunya)
amani tawu liyo (masyarakatnya aman dan tentram)
Hulondhalo ma tola'u (gorontalo akan kutinggalkan)
lipu'u otoli angu'u (daerahku yg kusayangi)
Dilata oli pata'u (tdk akan kulupakan)
Detunggu lo mate wa'u (sampai aku meninggal kelak)
Friday, April 6, 2012
Kenyataan
Sebuah Mimpi…
Akifah Rahmat
(dan lagi-lagi… aku
merasa… telah memeluk seorang bidadari…)
Seorang muslimah.
Seorang gadis manis. Seorang saudari. Seorang teman. Seorang sahabat. Seorang
bidadari. Seorang pejuang.
Seorang syuhada !
Dia selalu tersenyum.
Dia selalu menampakkan senyumnya yang menyejukkan itu.
Juli 2008,
Dia... Kontingen Makassar.
Bersama 119 orang anak yang lain, membentuk kesatuan : angkatan 12… M2... X2...
Dia menyayangi “Nitendo Peace”. Dia cerdas. Dia peserta bimbingan olimpiade matematika.
Dialah pemilik senyuman yang indah.
Agustus 2008,
Dia memiliki banyak
kelebihan. Dia pasukan pengibar bendera hari kemerdekaan. Suaranya, suaranya
indah. Seperti indahnya warna biru. Seperti indahnya bulan. Dia bilang, ia
sangat suka memandangi bulan dan berbaju biru. Dia… Dia teguh pendiriannya. Dia
mengukuti hal-hal baik yang dicontohkan kepadanya. Seperti kakaknya. Dia
menjaga tapak kakinya. Dia istiqomah dengan balutan kaus kaki. Subhanallah…
Dialah pemilik senyuman yang indah.
September 2008,
Ah. Dia begitu gembira
ketika menonton drama Asia : Jewel In The Palace, Hwang Ji Ni, Full House,
Princess Hours. Tak banyak yang menyangka, gadis kalem dan manis ini begitu
antusiasnya membicarakan tokoh-tokoh korea. Dia... Begitu menyenangkan...
Dialah pemilik senyum yang indah.
Oktober 2008,
Dia memiliki cita-cita
yang mulia. Seorang dokter. Ya. Baginya, tidak ada yang begitu indah selain
menjadi seseorang yang bermanfaat bagi orang lain. Dia mempertahankan
aqidahnya. Dia ingin menjadi seseorang yang digambarkan pada namanya. Akifah : Yang
menetap ; Rahmat : anugerah. Dia mengerti, kebahagiaan tidak selamanya indah.
Dia pernah bilang dia ingin sekali meraih mimpinya. Ya... Dialah pemilik senyum
yang indah.
November 2008,
Keramahannya membuat ia
pantas menjadi rege Keasramaan. Sejak awal pun ia telah terpilih menjadi wakil
ketua asrama. Kepribadiannya yang baik. Mengagumi teman-temannya. Dan satu
hal.. Tak lengkap indahnya malam tanpa mendengar suaranya untuk mengajak seisi
asrama tadarus..
“ yang di atas... yang
di bawah... tadarus...”
Suara itu... suara manja
setiap malam itu... terekam... tak pernah mati.
Dan dialah… dialah
pemilik suara yang indah…
Desember 2008,
Sudah satu semester
bersama dia... Akifah... Dia sangat menyukai Matematika dan Bahasa Indonesia.
Dia terkadang mengeluh
dengan kesibukan yang tiada habisnya di sekolah ini. Tapi semua itu dapat ia
lupakan karena ia merasa beruntung memiliki teman-teman seperti angkatan 12..
Mei 2009,
Segala puji bagi Allah…
Yang telah mengizinkan
dia… Pemilik senyum yang indah... menyambut tahun ke-16 nya di dunia…
6 Mei 2009...
Bahagia dia... bahagia
kami... bahagia kami semua…
Hari itu.. Mata berbinar
penuh harap dan semangat, semoga umur barunya itu, membawanya pada hidup yang
lebih baik.
Harinya penuh dengan
keindahan. Terlihat saat dia memerankan sosok Ibu Guru pada drama Bahasa
Indonesia...
Dia... menghayati
perannya... Teringat saat itu... Dengan gaun hitam, ia menjadi guru dambaan
anak-anak, yang terpaksa pergi meninggalkan mereka dengan sajak indah, untuk
menempuh jalan lain...
Dia... dialah pemilik
senyum yang indah.
Juni 2009,
Mungkin ini bulan
kelabu, jenis kelabu yang benar-benar kelabu bahkan mendekati hitam. Namun,
warna biru itu masih saja muncul dari balik tutupan kelabu itu. Walau kelabu, pagi
masih saja mau tersenyum untuk Si Biru hingga Biru itu sanggup mengundang semburat
mentari yang indah, nyanyian burung yang indah, dan tetesan embun pagi yang
sejuk.
“buk.. Tangkap
Akifah..!”, itulah ceria teriakan Lana meminta ia menangkap bola, dasar si Biru
yang suka senyum, walau harus berlari dan terengah-engah untuk menangkap bola
tersebut, ia tetap tersenyum.
Malam datang, bersama
bulan yang menunjukkan keangguanannya, entah mengapa rasanya kembali kelabu
walau di langit taburan bintang menerangi dengan antusias. Dirinya keukeuh
berdiam di bawah payung langit demi menyaksikan kemegahan malam bersama bulan
yang amat disukainya.
Malam itu dirinya penuh
dengan pesan dan kesan. Entah mengapa suasana malam jadi semakin kelabu.
“kawan.. kita harus kompak, kita jangan membuat gap-gap lagi.” Ujarnya
dengan wajah penuh harap dan cahaya mata ketulusan.
Malam semakin gelap.
Senyum itu mulai pulas dalam tidurnya, hingga suatu saat, senyum itu, keceriaan
itu, berubah menjadi tangis kesakitan. Meraung-raung merobek hati siapapun yang
melihatnya. Mengiris pilu menyisakan luka sembilu yang teramat perih.
Pagi kembali menyambut
dengan wajah baru penuh duka dan asa, berharap senyum itu kembali mengundang
suasana pagi yang indah. Berharap tawa itu kembali merenyahkan suasana pagi
yang malas. Berharap keceriaan itu hadir lagi dan mengisi setiap relung jiwa
kita bagai embun pagi yang sejuk dan segar.
Rona merah itu telah
pudar dari wajahnya, namun pesonanya tak pernah hilang dari pelupuk mata.
Alangkah bahagianya kita bisa melihat bibir itu melukiskan segaris senyum,
walau tubuh itu kaku, dingin, dan terpisah dari ruhnya. Sungguh pemilik senyum
sepanjang masa.
Si Biru pemilik senyum
itu telah berpulang, menemui kehidupan barunya di tempat lain. Tempat yang
terasa jauh dari jangkauan, terasa tak kasat mata tapi ada dan benar-benar ada.
Dia meninggalkan kita,
bagian dari hidupnya di dunia fana. Meninggalkan segala kenangan indah
tentangnya, meninggalkan ngiang merdu tawa cerianya, dan meninggalkan seulas
senyum dan keanggunannya. Sunguh… Dia pemilik senyum yang indah.
Dia bagaikan keanggunan
bulan di malam hari,
Bagaikan kesejukan embun
di pagi hari,
Bagaikan keceriaan sinar
mentari di siang hari,
Dan bagaikan kelembutan
angin sepoi-sepoi,
Kala senja menghampiri,
Dan kala itu… 17 Juni
2009… Adalah hari di mana orang-orang tidak akan memungkiri… Bahwa dialah… Dialah
pemilik senyum yang indah…
matatta
Sebuah
Sejarah untuk Masa Depan…
13 Juli 2008. Kami, 120 orang
yang beruntung, diharuskan tiba di Insan Cendekia Gorontalo, Sulawesi. Kami
berasal dari berbagai macam daerah, berbagai macam budaya, berbagai macam adat,
berbagai macam karakter, dan berbagai macam sifat dipertemukan dan dipersatukan
dalam satu ikatan di Insan Cendekia Gorontalo ini. Kami sama sekali tidak mengenal satu sama lain,
kami belum memahami arti sebuah ikatan dan kebersamaan.
Ingatan
tentang Masa Orientasi Siswa oleh angkatan X (Most Sain Teen) dan angkatan XI
(Oxigen) masih terkenang jelas dalam memori kami. Satu bulan penuh yang membuat
kami merasa tersiksa, tapi pada akhirnya kami mengerti dan paham untuk apa kami
diperlakukan seperti itu. Ya! Itu semua demi diri kami sendiri. Itu semua demi
kelanjutan hidup kami di Insan Cendekia yang harus ditempuh dengan penuh
perjuangan.
Sejak
tiba, kami ditempatkan dalam kelas-kelas Matrikulasi selama satu bulan penuh.
Tapi, setelah itu kami dipecah-pecah kembali menjadi lima kelas : X1, X2, X3,
X4, dan X5. Kami akan melangkah bersama ! 120 bintang
yang memiliki tujuan yang sama. Bersinar bersama-sama!
Faustine… X1
Nitendo Peace… X2
Ironia
Cluzter… X3
The Great
Tenkumaru … X4
Heava X Penta…
X5
Ya… itulah
nama-nama kami, nama yang sangat kami banggakan.
Tapi… kami belum menjadi satu !
Waktu pun berjalan dan berjalan tanpa
memerhatikan kami yang semakin hari semakin merasa tak mampu berada di sini.
Hingga ada beberapa diantara bintang kami yang memilih untuk meninggalkan orbit
kami, dan manemukan tempat lain untuk dapat bersinar lebih terang. Dengan
perginya 8 bintang itu, membuat kami tinggal 112.
Minggu siang, 14 Juni 2009.
Kami berkumpul di Central Dormitory
Building untuk melakukan ‘Pemilihan Ketua Angkatan’.
Maka terpilihlah struktur kepengurusan ankatan
kami sebagai berikut:
Ketua :
Aldi Waliyudin Mustofa Marsain
Wakil Ketua : Moh. Ridho Pratama Z. Daud
Sekretaris :
Ayu Ansynesia
Bendahara :
Fuad Azminuddin
Penanggung Jawab Putra : Abdullah Azzam
Penanggung Jawab Putri : Sukma Impian Riverningtyas.
Pada
hari Selasa, 16 Juni 2009 kami tidak pergi ke sekolah seperti biasanya. Karena
semua tugas dan kewajiban akademik untuk sementara telah selesai, tinggal
menunggu hasil rapat kenaikan kelas yang sedang dilangsungkan oleh guru-guru
kami saat itu. Maka kami kembali berkumpul di Central Dormitory Building untuk menciptakan
sebuah ikatan serta nama yang mempersatukan kami semua. Banyak yang mengusulkan
nama untuk kami, yang pertama adalah Maxiic El-fajzeh de Grensa, Adul KB
(Angkatan Duabelas Keren Banget), Adul Istaghfir (Angkatan Duabelas Isti’dadan
li ghozwatul fikri), Articlusin, Desaurus (Dua Belas Susah Diurus), MozaicTwin
(nama yang diusulkan oleh MST), dan yang terakhir adalah Env12ra El-Mizatta
(baca: envizra ,red). Semua nama itu bagus, baik redaksinya maupun artinya.
Keputusan berada di tangan para pengurus angkatan.
Namun, pagi itu ada yang tak dapat berkumpul
berama kami, Akifah….
Ya, dia sakit dan berada di poliklinik.
Pada, 17 Juni 2009. Satu lagi bulu tercabut
dari sayap angkatan kami… Kali ini bukan karena bulu itu tak ingin berada
bersama kami, bulu itu kini telah kembali ke pangkuan-Nya. Hari itulah Allah
sangat mencintainya. Kami… tak akan pernah melupakanya. Saat itu, hanya tersisa
111 bulu di sayap kami. Dan kami selalu berharap, semoga bulu dalam kepak sayap
kami tak akan pernah tercabut lagi. Inilah akhir dari sakit di poliklinik pagi
itu.
Pada ,19 juni 2009. Kami memenuhi
pemintaan terakhir sahabat kami terkasih yang baru saja pergi, lari
bersama seangkatan menghirup sejuknya udara pagi dalam suasana hati yang masih
berduka danmengitari likungan sekitar sekolah kami. Pagi itu pula sebelum mulai
berlari, ketua angkatan kami, Aldi, mengumumkan secara resmi nama angkatan
kami, yang hingga kini kami sebut dengan bangga, Maxiic Istaghfir El-Mizatta.
Pada, 20 Juni 2009. Hari itulah wisuda
angkatan X (Most Sain Teen), bertepatan dengan penerimaan Raport, hasil belajar
kami selama lebih kurang 1 tahun. Hasil perjuangan kamui dengan kwerja keras
penuh peluh. Hasil yang menentukan apakah kami masih bisa bersama-sama seperti
ini lagi dua tahun ke depan. Namun, kami masih tidak menyangka, kami berkurang
lagi. Pada sayap kami saat ini tersisa 108 bulu. 3 bulu lepas lagi. Kami tak
bisa berbuat apa-apa lagi, terlambat untuk berbuat apa-apa.
Setelah
menginjakkan kaki lagi setelah 1 bulan penuh menikmati libur kenaikan kelas ,
kami kembali dikagetkan dengan kepergian 3 orang diantara kami, mereka
memutuskan melanjutkan studi di luar pagar suci Insan Cendekia. Ketika itu,
kami tinggal ber-105! Tak boleh ada yang hilang lagi.
Dan kami memulai kehidupan kami lagi di kelas XI.
Tibalah hari diamana kami menanti-nantikan
kenaikan kelas kedua kami. Kami tak pernah berhenti berharap. Kami terus
berharap, kami ber-105 tetap menjadi satu. Tak terpisahkan. Namun, waktu
berjalan dengan sangat cepat. Tanpa peduli apakah kami sanggup mengejarnya atau
tidak. Tibalah hari itu. Jumat, 18 Juni 2010. Kami , MATATTA mengenakan seragam
putih dan bawahan pramuka, mengenang seragam hari Jumat yang telah dihapuskan.
Kami menyorakkan yel-yel dengan penuh semanga, rasa cemas, takut dan haru.
Semuanya berkecamuk di benak kami. Kami mulai takut, dan rasa takut itu semakin
besar, besar,dan memuncak. Takut akan bagaimana nasib kami selanjutnya.
Tibalah saat dimana kami harus menerima
dan mengikhlaskan semuanya, 5 bulu sayap kami tercabut lagi. Kami tak mampu
menolak apa yang telah digariskan oleh Allah….
Kami ber-100 mencoba bertahan hingga akhir
nanti. Namun, sebuah kecelakaan yang tak pernah kami bayangkan sebelumnya
mebuat kami semua harus meneteskan air mata kami. Dan akhirnya, kami dengan
berat hati harus melepas kepergian satu teman kami dengan penuh deraian air
mata penyesalan. Hingga akhirnya, 99 nama Allah menjadi pegangan kami, 99 yang
bertahan hingga akhir.
Tahun terakhir di Insan Cendekia. Kami
selalu berharap… dan tak akan pernah berhenti berusaha serta berharap. Hari
yang kami nanti akan tiba, ketika saat yang kami nanti selama 3 tahun… Kami
menyongsong dengan penuh senyuman. Dengan kepakan sayap kebanggaan, merengkuh
semua kebebasan langit dan kokohnya bumi, diatas segala penderitaan, kenangan,
dan kebahagiaan, dan masa depan kami…
Mengukir
sebuah nama penuh makna di atas gelora cakrawala, Maxiic Istaghfir
El-Mizatta.
Subscribe to:
Posts (Atom)