Pages

matatta

Friday, April 6, 2012

Sebuah Sejarah untuk Masa Depan…

                13 Juli 2008. Kami, 120 orang yang beruntung, diharuskan tiba di Insan Cendekia Gorontalo, Sulawesi. Kami berasal dari berbagai macam daerah, berbagai macam budaya, berbagai macam adat, berbagai macam karakter, dan berbagai macam sifat dipertemukan dan dipersatukan dalam satu ikatan di Insan Cendekia Gorontalo ini. Kami sama sekali tidak mengenal satu sama lain, kami belum memahami arti sebuah ikatan dan kebersamaan.
                Ingatan tentang Masa Orientasi Siswa oleh angkatan X (Most Sain Teen) dan angkatan XI (Oxigen) masih terkenang jelas dalam memori kami. Satu bulan penuh yang membuat kami merasa tersiksa, tapi pada akhirnya kami mengerti dan paham untuk apa kami diperlakukan seperti itu. Ya! Itu semua demi diri kami sendiri. Itu semua demi kelanjutan hidup kami di Insan Cendekia yang harus ditempuh dengan penuh perjuangan.
                Sejak tiba, kami ditempatkan dalam kelas-kelas Matrikulasi selama satu bulan penuh. Tapi, setelah itu kami dipecah-pecah kembali menjadi lima kelas : X1, X2, X3, X4, dan X5. Kami akan melangkah bersama ! 120 bintang yang memiliki tujuan yang sama. Bersinar bersama-sama!
Faustine… X1
Nitendo Peace… X2
Ironia Cluzter… X3
The Great Tenkumaru … X4
Heava X Penta… X5
Ya… itulah nama-nama kami, nama yang sangat kami banggakan.
Tapi… kami belum menjadi satu !
Waktu pun berjalan dan berjalan tanpa memerhatikan kami yang semakin hari semakin merasa tak mampu berada di sini. Hingga ada beberapa diantara bintang kami yang memilih untuk meninggalkan orbit kami, dan manemukan tempat lain untuk dapat bersinar lebih terang. Dengan perginya 8 bintang itu, membuat kami tinggal 112.
Minggu siang, 14 Juni 2009.
Kami berkumpul di Central Dormitory Building untuk melakukan ‘Pemilihan Ketua Angkatan’.
Maka terpilihlah struktur kepengurusan ankatan kami sebagai berikut:
Ketua                                        : Aldi Waliyudin Mustofa Marsain
Wakil Ketua                            : Moh. Ridho Pratama Z. Daud
Sekretaris                                : Ayu Ansynesia
Bendahara                              : Fuad Azminuddin
Penanggung Jawab Putra : Abdullah Azzam
Penanggung Jawab Putri  : Sukma Impian Riverningtyas.
                Pada hari Selasa, 16 Juni 2009 kami tidak pergi ke sekolah seperti biasanya. Karena semua tugas dan kewajiban akademik untuk sementara telah selesai, tinggal menunggu hasil rapat kenaikan kelas yang sedang dilangsungkan oleh guru-guru kami saat itu. Maka kami kembali berkumpul di Central Dormitory Building untuk menciptakan sebuah ikatan serta nama yang mempersatukan kami semua. Banyak yang mengusulkan nama untuk kami, yang pertama adalah Maxiic El-fajzeh de Grensa, Adul KB (Angkatan Duabelas Keren Banget), Adul Istaghfir (Angkatan Duabelas Isti’dadan li ghozwatul fikri), Articlusin, Desaurus (Dua Belas Susah Diurus), MozaicTwin (nama yang diusulkan oleh MST), dan yang terakhir adalah Env12ra El-Mizatta (baca: envizra ,red). Semua nama itu bagus, baik redaksinya maupun artinya. Keputusan berada di tangan para pengurus angkatan.
Namun, pagi itu ada yang tak dapat berkumpul berama kami, Akifah….
Ya, dia sakit dan berada di poliklinik.
Pada, 17 Juni 2009. Satu lagi bulu tercabut dari sayap angkatan kami… Kali ini bukan karena bulu itu tak ingin berada bersama kami, bulu itu kini telah kembali ke pangkuan-Nya. Hari itulah Allah sangat mencintainya. Kami… tak akan pernah melupakanya. Saat itu, hanya tersisa 111 bulu di sayap kami. Dan kami selalu berharap, semoga bulu dalam kepak sayap kami tak akan pernah tercabut lagi. Inilah akhir dari sakit di poliklinik pagi itu.
Pada ,19 juni 2009. Kami memenuhi pemintaan terakhir sahabat kami terkasih yang baru saja pergi,   lari bersama seangkatan menghirup sejuknya udara pagi dalam suasana hati yang masih berduka danmengitari likungan sekitar sekolah kami. Pagi itu pula sebelum mulai berlari, ketua angkatan kami, Aldi, mengumumkan secara resmi nama angkatan kami, yang hingga kini kami sebut dengan bangga, Maxiic Istaghfir El-Mizatta.
Pada, 20 Juni 2009. Hari itulah wisuda angkatan X (Most Sain Teen), bertepatan dengan penerimaan Raport, hasil belajar kami selama lebih kurang 1 tahun. Hasil perjuangan kamui dengan kwerja keras penuh peluh. Hasil yang menentukan apakah kami masih bisa bersama-sama seperti ini lagi dua tahun ke depan. Namun, kami masih tidak menyangka, kami berkurang lagi. Pada sayap kami saat ini tersisa 108 bulu. 3 bulu lepas lagi. Kami tak bisa berbuat apa-apa lagi, terlambat untuk berbuat apa-apa.
                Setelah menginjakkan kaki lagi setelah 1 bulan penuh menikmati libur kenaikan kelas , kami kembali dikagetkan dengan kepergian 3 orang diantara kami, mereka memutuskan melanjutkan studi di luar pagar suci Insan Cendekia. Ketika itu, kami tinggal ber-105! Tak boleh ada yang hilang lagi.
Dan kami memulai kehidupan kami lagi di kelas XI.
Tibalah hari diamana kami menanti-nantikan kenaikan kelas kedua kami. Kami tak pernah berhenti berharap. Kami terus berharap, kami ber-105 tetap menjadi satu. Tak terpisahkan. Namun, waktu berjalan dengan sangat cepat. Tanpa peduli apakah kami sanggup mengejarnya atau tidak. Tibalah hari itu. Jumat, 18 Juni 2010. Kami , MATATTA mengenakan seragam putih dan bawahan pramuka, mengenang seragam hari Jumat yang telah dihapuskan. Kami menyorakkan yel-yel dengan penuh semanga, rasa cemas, takut dan haru. Semuanya berkecamuk di benak kami. Kami mulai takut, dan rasa takut itu semakin besar, besar,dan memuncak. Takut akan bagaimana nasib kami selanjutnya.
Tibalah saat dimana kami harus menerima dan mengikhlaskan semuanya, 5 bulu sayap kami tercabut lagi. Kami tak mampu menolak apa yang telah digariskan oleh Allah….
Kami ber-100 mencoba bertahan hingga akhir nanti. Namun, sebuah kecelakaan yang tak pernah kami bayangkan sebelumnya mebuat kami semua harus meneteskan air mata kami. Dan akhirnya, kami dengan berat hati harus melepas kepergian satu teman kami dengan penuh deraian air mata penyesalan. Hingga akhirnya, 99 nama Allah menjadi pegangan kami, 99 yang bertahan hingga akhir.
Tahun terakhir di Insan Cendekia. Kami selalu berharap… dan tak akan pernah berhenti berusaha serta berharap. Hari yang kami nanti akan tiba, ketika saat yang kami nanti selama 3 tahun… Kami menyongsong dengan penuh senyuman. Dengan kepakan sayap kebanggaan, merengkuh semua kebebasan langit dan kokohnya bumi, diatas segala penderitaan, kenangan, dan kebahagiaan, dan masa depan kami…
Mengukir sebuah nama penuh makna di atas gelora cakrawala, Maxiic Istaghfir El-Mizatta.

1 comment:

  1. Hmmm,, jadi terharu, Kak .. :'(
    semoga angkatan kami bsa bertahan 120 ... amiin,,

    ReplyDelete

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS